REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendamba seorang anak penghafal Alquran, bukan semata-mata tugas pendidik. Sebab, orang tua sangat berperan mencetak hafizh dari rumah. "Mencetak penghafal Alquran bukan semata-mata tugas pendidik. Seorang ummi, bunda, ibu, adalah orang pertama mengajarkan hafalan ke anak," kata pembina SDIT Alquran El Fawas, Mampang, Jakarta Selatan, Siti Devitra Ramanda kepada Republika.co.id, Sabtu (24/11).
Perempuan yang akrab disapa Ummi Nanda itu memberikan tips sederhana mencetak hafiz dari rumah. Pertama, membaca Alquran harus fokus. Luangkan waktu minimal 60 menit, misalnya setelah Shalat Maghrib untuk bersama membaca Alquran dan berulang-ulang murajaah.
Kegiatan murajaah juga bisa dilakukan saat perjalanan ke pusat perbelanjaan. Perlihatkan bahwa Alquran adalah buku menyenangkan. "Seorang ibu harus tahu medium-medium mana yang diberikan ke anak. Agar anak ini cinta Alquran, ya murajaah terus," ujar dia.
Ummi Nanda mengatakan, biarkan anak baca dan mengulang Alfatihah terus-menerus. Selain itu nyalakan muratal melalui pengeras suara saat berada di rumah. Harapannya, audio, dapat membiasakan anak terbiasa dan hafal Alquran, seperti mengengarkan lagu. "Insya Allah ibunya, mau tak mau akan termotivasi menghafal Alquran," kata Ummi Nanda.
SDIT Alquran El Fawaz adalah sekolah berbasis Alquran dan teknologi informasi yang melahirkan generasi Qurani. Sekolah tersebut memiliki visi berprestasi dalam pendidikan karakter berbasis Alquran dan teknologi informasi.
Selain itu, sekolah itu juga mengusung misi, mendidik untuk cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, sekolah yang melahirkan generasi Qurani yang sukses dunia dan akhirat, sekolah yang menanamkan kejujuran dan tanggung jawab, sekolah yang mendidik anak untuk memiliki hafalan empat juz ketika lulus. Sekolah ini juga berorientasi pada pencapaian keseimbangan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ).