REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan lembaga filantropi memberangkatkan tujuh korban biro perjalanan umrah nakal dari hasil program penggalangan dana. "Dari penghalangan dana sudah terkumpul sejumlah dana dan bisa berangkatkan lima calon jamaah umrah," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di Hotel Sofyan Cikini, Jakarta, Jumat (23/11).
Tulus mengatakan, sebanyak lima korban akan berangkat pada Senin (26/11) menggunakan biro perjalanan PT Kasturi Mandiri Wisata (Castourindo). Sementara dua lainnya, masing-masing diberangkatkan Dompet Dhuafa, dan kolaborasi YLKI dan Kitabisa.com.
Tulus menjelaskan, program penggalangan dana untuk korban biro perjalanan nakal diluncurkan enam bulan lalu. Program itu tidak bertujuan mengambil alih peran negara. Namun, kolaborasi itu untuk menunjukkan bahwa korban agen perjalanan umrah nakal bisa difasilitasi dengan cara lain ke Tanah Suci, yakni lewat dana publik.
Tulus menyebut, masyarakat Indonesia terkenal sebagai warga paling dermawan dj dunia untuk mendonasikan uang atau rezeki pada kegiatan sosial. Karena itu, kolaborasi itu bisa memberangkatkan 99 calon jamaah umrah.
Tulus mengatakan YLKI ingin membantu mengembalikan hak-hak keperdataan sebagian dari konsumen dhuafa yang menjadi korban travel umrah nakal tersebut. Program itu bekerja sama dengan Rumah Zakat dan filantropi lainnya. "YLKI mengajak masyarakat untuk berdonasi memberangkatkan 99 orang calon jamaah dari kalangan dhuafa yang menjadi korban salah satunya lewat platform crowdfunding (pendanaan bersama)," ujar Tulus.
Kepala Devisi Penggalangan Dana Sharinghappiness.org Rumah Zakat, Dang Heppy Hermawan A menjelaskan upaya penggalangan dana dilakukan sejak Mei 2018. Pengumpulan donasi hingga November 2018 mendapatkan dana sebesar Rp 153.599.529. Anggaran tersebut diperuntukkan memberangkatkan lima korban. ”Alhamdulillah, ada lima jamaah yang siap berangkat dari hasil galang donasi di sharinghappiness.org," ujar dia.
Saat ini, Heppy mengatakan, penggalangan donasi untuk para korban masih berlanjut dan terbuka. Staf program divisi advokasi Dompet Dhuafa, Gita Aulia Putri menjelaskan program penggalangan dana itu adalah bentuk kepedulian terhadap umat Muslim yang merindukan Tanah Suci. Dari awal kampanye, terkumpul dana sebesar Rp 26 juta. Dana itu digunakan untuk memberangkatkan salah satu korban bernama Panikem.