Senin 12 Nov 2018 14:43 WIB

Masih Banyak Tantangan Berdakwah di Bahama

Kaum Muslim di Bahama dituntut untuk kreatif.

Muslim Bahama tengah shalat berjamaah di masjid.
Foto: nationalgeographic.com
Muslim Bahama tengah shalat berjamaah di masjid.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski umat Islam telah lama ada di Bahama, organisasi Islam baru terbentuk pada 1978. Organisasi Islam pertama di negeri ini adalah Jamaat ul-Islam. Beberapa tahun lalu, organisasi ini mendirikan masjid di Nassau. Masjid tersebut dikelola oleh Jamaat Management Consultancy Limited yang dimiliki Faisal Abdurrahman Hepburn.

Masjid ini pulalah yang kemudian menjadi basis dakwah umat Islam di Bahama. Di masjid ini, kaum Muslimin bisa melaksanakan ibadah shalat lima waktu dan shalat Jumat.

Shalat Jumat di masjid ini dihadiri oleh sedikitnya 60 jamaah.  Di masjid ini pula diselenggarakan kelompok belajar Islam bagi Muslim dewasa dan kelas pendidikan Islam bagi anak-anak. Kegiatan ini dilaksanakan setiap Ahad.

Baca: Islam Telah Lama Ada di Bahama

Organisasi Islam ini berusaha menjadi wakil komunitas Muslim Bahama yang kerap terpinggirkan. Sebagai kelompok minoritas, Muslim di Bahama kerap mendapat perlakuan diskriminatif. Hal inilah yang membuat kegiatan dakwah di negara tersebut harus melewati jalan terjal.

Stasiun televisi, misalnya, menolak menayangkan program yang mengungkapkan ajaran Islam  yang sesungguhnya, yakni penuh kedamaian. Koran lokal juga tak mau meliput acara yang ada hubungannya dengan Islam dan Muslim. Media massa pun masih menggunakan kata "fundamentalis" dan "ekstremis" setiap kali membahas Islam.

Pemerintah pun membatasi kesempatan umat Islam untuk berpartisipasi dalam dunia politik dan sosial.  Selain itu, Muslimah masih mendapatkan hambatan ketika tampil di tengah masyarakat dengan mengenakan jilbab.

Baca Juga: Ada Nama Timbuktu dalam Cerita Lama Rakyat Bahama

Mengingat banyaknya tantangan yang harus dihadapi dalam mendakwahkan Islam, kaum Muslim di Bahama dituntut untuk kreatif. Mereka, misalnya, bekerja sama dengan sejumlah tokoh Islam  dari AS untuk berdakwah di Bahama setidaknya selama dua minggu.

Mereka diminta berceramah di seminar tentang Islam. Mereka juga melakukan dakwah di jalanan, melalui siaran radio dan forum diskusi. Digelar pula pameran tentang sejarah Islam.

Kaum Muslim di Bahama juga aktif melakukan kegiatan sosial, misalnya mendistribusikan pakaian bagi yang membutuhkan dan menyelenggarakan pengobatan gratis. Mereka juga aktif membantu menyelesaikan sejumlah masalah sosial, seperti kasus kehamilan di kalangan remaja, kekerasan, dan kejahatan lainnya. Walau diadang banyak tantangan, komunitas Muslim setempat menilai, Bahama merupakan daerah yang kondusif untuk menyebarkan Islam.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement