Selasa 06 Nov 2018 06:03 WIB

Cara Barat Memandang Islam Masa Kini

umat Islam semakin tampil: memainkan peranan publik.

Muslim Amerika

Basis agama ini terus menyebar di berbagai negara, seperti Kairo, Jakarta, New York, Detroit, Los Angeles, Paris, London, Berlin, dan berbagai kota besar dunia. Bagi ne gara Amerika Serikat dan Eropa, memahami Islam dan pemeluknya adalah untuk kemaslahatan domestik sekaligus acuan prioritas kebijakan luar negeri sebab negara tersebut pasti berhubungan dengan negara- negara yang mayoritas penduduknya atau berkonstitusi Islam.

Esposito menilai, sangatlah penting untuk dicatat bahwa topik Islam dan umatnya adalah politis dan juga agamis. Dua sifat itu selalu melekat dan mengiringi pertumbuhan agama yang dibawa oleh Rasulullah ke muka bumi.

Ilmuwan yang menjadi rujukan dialog antaragama ini mengungkapkan kondisi tersebut sudah jauh berbeda bila dibandingkan situasi 2001. Ketika itu, umat Islam dihantui peristiwa pemboman World Trade Center pada September yang mengaki batkan masyarakat Barat, non-Muslim terutama, berpandangan sinis terhadap Islam dan penganutnya.

Islamfobia tumbuh subur. Sinisme terhadap Islam dan penganut, terutama yang mengenakan simbol keagamaan, bahkan yang mirip dengan simbol Islam, mengan cam intergritas dan koeksistensi masyara kat.

Namun, situasi tersebut disikapi dengan arif. Meski menjadi target cemoohan, umat Islam dari berbagai kalangan tetap menunjukkan komitmennya untuk bersinergi dengan masyarakat sekitar. Mereka tidak menjadi kaum eksklusif sehingga membaur dalam kebersamaan. Dengan begitu, pandangan negatif terhadap Islam secara perlahan luntur.

Buku The Future of Islam karangan Esposito menjelaskan perkembangan Islam hari ini, sebagai agama yang tumbuh begitu pesat di Eropa, Amerika, Afrika, Asia, dan Australia. Keberadaan umat Islam yang kini sudah memasuki berbagai elemen kehidupan, memengaruhi ekonomi, politik, budaya, pendidikan, menunjukkan keberadaan mereka sungguh strategis.

Kondisi tersebut menunjukkan dialog per adaban berjalan semakin intensif. Masyarakat barat saat ini tak lagi punya alasan untuk memusuhi Islam. Masyarakat Barat tak bisa lagi memaksa-maksa Islam dan umat nya untuk mengikuti cara pandang Barat karena umat Islam memiliki pan dangan hidup sendiri yang unik.

The Future of Islam memotret ciri dan budaya umat Islam. Umat Rasulullah ini memiliki kekhasan yang menjadi simbol kearifan: ketundukan mereka kepada Sang Pencipta sekaligus apresiasi kepada masyarakat luas.

Buku ini juga merupakan kelanjutan upaya Esposito untuk mengangkat ruh Islam berupa kearifan, kasih sayang, dan kecintaan kepada Sang Pencipta, yang masih banyak diabaikan. Masyarakat Barat yang masih sinis terhadap Islam pasti belum memahami hal itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement