Senin 05 Nov 2018 19:00 WIB

Lahirnya Sawt di Bahrain

Muharraq dapat dianggap sebagai tempat lahirnya sawt di Bahrain.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Sawt
Foto: Wikipedia
Sawt

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muharraq dapat dianggap sebagai tempat lahirnya sawt di Bahrain. Kota terbesar kedua di Bahrain itu menjadi tempat lahirnya para pemain sawt terkenal.

Tidak hanya Muhammad bin Faris al-Khalifah yang lahir di sini, tetapi juga banyak pemain sawtterkenal lainnya seperti pemimpin Ensemble Muhammad bin Faris sekarang, yaitu Aref Busheiri.

Kebanyakan orang mengenal Muharraq hanya sebagai lokasi bandara di Bahrain. Padahal, 5.000 tahun lalu, Muharraq merupakan ibu kota Bahrain sampai 1923. Saat ini, Muharraq adalah daerah perkotaan yang padat penduduk. Luasnya tak lebih dari empat kilometer persegi, tapi yang menempati kota ini hampir 200 ribu orang.

Baca: Mengenal Sawt, Blues Ala Timur Tengah

Muhammad bin Faris sendiri sampai saat ini masih terkenal, tidak hanya di Bahrain, tetapi juga di seluruh Teluk. Dia tinggal di sebelah Auditorium Pusat Kebudayaan dan Penelitian Syaikh Ebrahim bin Mohammed al- Khalifa. Auditorium ini merupakan salah satu bangunan kuno dan indah di Bahrain yang telah direstorasi dan diubah menjadi Museum Shaikh Ebrahim.

Muhammad bin Faris lahir pada 1895 di lingkungan keluarga penguasa Bahrain. Dia adalah cucu Syekh Muhammad bin Khalifah, yang memerintah Bahrain dari 1843 hingga 1868. Saat remaja, dia belajar musik dari saudaranya, tetapi kemudian dia pergi ke Bombay (Mumbai) untuk mengikuti mentor musiknya, Abdul Rahim al-Asiri.

Di sana, ia bergabung dengan orang Arab ekspatriat yang bekerja sebagai pelaut atau sebagai tentara untuk pemerintahan Inggris. Muhammad bin Faris berada di puncak kariernya ketika industri rekaman komersial baru mulai tumbuh. Melihat latar belakangnya, ini adalah jalan yang tidak biasa bagi seorang pria muda.

Baca: Dua Cara Menikmati Musik Sawt

Tetapi kunjungannya di Bombay memperluas cakrawala musiknya dan memungkinkannya untuk mengembangkan gaya musik sendiri, serta menulis komposisi- komposisi sendiri. Sekembalinya ke Bahrain, dia banyak diminta untuk menyanyi.

Akhirnya, dia mendapatkan dua murid yang bergabung dengannya di tengah maraknya musik-musik populer di Bahrain pada abad ke-20, yakni Muhammad Zuwayyid dan Dhahi al-Walid. Di antara para pencinta sawt, bin Faris dan al-Walid sering menjadi bahan pembicaraan karena hubungan keduanya sempat bergolak.

Meski al-Walid merupakan murid dari bin Faris, ia mampu menjadi mitra gurunya itu, dan kemudian menjadi pesaingnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement