Senin 05 Nov 2018 18:20 WIB

Ketika Sawt Masuk Dapur Rekaman

Sawt dikenal ketika industri rekaman komersial berakar di Timur Tengah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Musik Sawt
Foto: aramcoworld.com
Musik Sawt

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika sawt berkembang di Kuwait, gaya sawt kemudian disempurnakan dan dipopulerkan oleh para pemain yang belakangan ini muncul. Mereka sedang berdiri di puncak karier ketika industri rekaman komersial berakar di Timur Tengah.

Pada 1920-an dan 1930-an, ekonomi Teluk saat itu tumbuh dengan munculnya industri minyak. Mereka pun mempunyai kekuatan ekonomi untuk membeli fonograf, yaitu mesin yang dapat memainkan dan menyimpan suara.

Perusahaan-perusahaan Eropa seperti His Master's Voice yang berbasis di London mengetahui untuk menjual fonograf di pasar baru seperti Teluk, mereka perlu menawarkan sebuah rekaman kepada seniman lokal musik sawt.

Baca: Mengenal Musik Sawt, Blues Ala Timut Tengah

Pada 1927, akhirnya artis Teluk pertama yang membuat rekaman komersial adalah Abdul Latif Al-Kuwaiti. Dia merekam 10 lagu di Baghdad untuk perusahaan Lebanon, Baidophon. Ini adalah label yang juga merekam penyanyi terkenal Mesir, Umm Kulthum.

Popularitas rekaman ini pun mendorong label lain untuk terjun ke pasar industri musik sawt. Mereka banyak yang merekam artis-artis Teluk lainnya, seperti Murid bin Faris yang bernama Muhammad Zuwayyid dan Dhahi al-Walid.

Namun, untuk mengetahui musik sawt tidak bisa mengacu pada satu atau dua negara saja. Meskipun lahir di Kuwait, musik ini juga berkembang lebih jauh. Pada saat para pelaut dan pedagang melakukan perjalanan ke berbagai wilayah, musik ini akhirnya mempengaruhi seluruh Teluk dan Samudera Hindia.

Salah satu musisi sawt dari kalangan pelaut itu adalah Salim Rashid Suri dari Oman. Dia lahir sekitar tahun 1910 di Sur, sebuah kota pelabuhan di Oman. Sejak awal, dia menunjukkan minatnya terhadap musik, tetapi keluarganya tidak mengizinkannya berkarier di dunia musik. Bahkan, saudaranya pernah mengancamnya dengan pistol agar dia melepaskan diri dari musik.

Akhirnya, dia bekerja sebagai pelaut dan menetap di Bombay. Namun, di Bombay, ia pun kembali menggeluti musik. Ia belajar dari musisi lain dan dari rekaman Abdul Latif al-Kuwaiti. Di kota ini, ia membangun reputasinya sebagai penyanyi, dan akhirnya menjadi populer di kalangan orang-orang Arab ekspatriat.

Baca Juga: Dua Cara Menikmati Musik Sawt

Pada 1930-an, Salim membuat rekaman bersama label His Master's Voice dan juga label lainnya. Setelah kemerdekaan India pada 1948, ia menetap di Bahrain.

Pada1960-an, dia pun mulai membuat label rekamannya sendiri yang dinamakan Salimphone. Namun, label ini tidak bertahan lama. Salim kemudian pulang ke Oman pada 1971 dan meninggal di sana pada 1979.

Salim adalah seorang tradisionalis sawt. Dia menulis lagu-lagunya sendiri dan dia tidak suka menafsirkan kembali karya klasik. Dia menyanyikannya persis seperti itu. Dia tidak pernah membuat per ubahan, kata putranya, Sa'id Salim Ali Suri.

Tokoh-tokoh besar sawtseperti Salim mempertahankan tradisi musik ini melalui lagu-lagu yang dinyanyikan dan kemudian direkam oleh musisi lain. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, seiring hadirnya media digital dan dominasi bintang pop Arab, tidak ada sosok hebat lagi yang muncul untuk menjadi legenda musik blues alaArab ini. (ed:wachidah handasah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement