Rabu 31 Oct 2018 22:34 WIB

Rumah Amal Kirim Satu Ton Rendang ke Sulteng

Bantuan lain juga diberikan kepasa korban gempa Sulteng

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agung Sasongko
Direktur Rumah Amal Muhammad Kamal Muzakki (kiri) menyampaikan paparan saat berkunjung ke Kantor Republika, Jakarta, Rabu (31/10).
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Rumah Amal Muhammad Kamal Muzakki (kiri) menyampaikan paparan saat berkunjung ke Kantor Republika, Jakarta, Rabu (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rumah Amal mengirimkan satu ton rendang siap makan senilai 200 juta rupiah guna disalurkan kepada korban gempa di Palu, Sigi, dan Donggala. Rumah Amal juga menyalurkan bantuan lain seperti peralatan shalat, makanan bayi, popok bayi, pembalut wanita, dan baju baru.

“Selama dua pekan terakhir, tepatnya 19 Oktober hingga 26 Oktober 2018 lalu, rumah amal menggelar acara Rendang Ambu untuk Palu, dimana seluruh uang hasil penjualan akan disumbangkan untuk korban bencana alam di Sulawesi Tengah,” ungkap Direktur Rumah Amal, Muhammad Kamal Muzakki, Rabu (31/10).

Acara itu, kata Kamal berhasil menjaring lebih dari 1300 donatur, dan menghimpun dana sebesar Rp53.1772.000. “Alhamdulillah acaranya meriah, bahkan hingga hari terakhir masih ada saja donatur yang menghubungi Rumah Amal, dan ingin berpartisipasi membantu Sulteng,” ungkap Kamal. 

“Meski Rendang Ambu untuk Palu sudah selesai, namun pintu donasi akan terus terbuka. Semoga Allah mencatat setiap butir peluh, setiap bait doa, dan setiap keping infak kita semua,” lanjut dia. 

Rumah amal sendiri, merupakan lembaga zakat berbasis kampus yang terdiri dari mahasiswa berbagai universitas di Bandung, lalu menetapkan diri sebagai lembaga zakat independen pada 2017 lalu. Sejak berdiri dibawah naungan Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) 2007 silam, Rumah Amal memang memfokuskan diri pada pemberian beasiswa kepada anak-anak dhuafa. 

Beasiswa perintis, kata Kamal adalah salah satu program unggulan, dimana Rumah Amal memberikan beasiswa kepada ratusan siswa setiap tahunnya. Melalui beasiswa perintis, rumah am memberikan bantuan berupa bimbingan gratis selama tujuh bulan bagi siswa yang membutuhkan.

Tahun ini, Rumah Amal memberikan keistimewaan dengan adanya beasiswa full bagi setiap peserta bimbingan yang mampu diterima di ITB. Menurut Kamal, hal ini yang membuat membeludaknya jumlah pendaftar. Tahun ini, lanjut dia jumlah penerima beasiswa sudah melampaui target, baik mereka yang diterima di ITB maupun PTN lain. 

“Sebenarnya, hal yang ditonjolkan dari program ini bukan nominal bantuan yang diberikan, tapi pembinaan yang kami berikan. Dengan harapan semangat mereka (calon penerima beasiswa) untuk melanjutkan pendidikan kembali terpacu meski dari latar belakang ekonomi yang rendah,” jelas dia. 

“Selain itu masih banyak beasiswa lain, beasiswa imam muda. Disitu kita seleksi siswa yang bisa mengaji dengan baik dan memiliki pengetahuan agama yang bagus. Tapi beasiswa ini hanya dikhususkan bagi mahasiswa PTN aktif di Jawa Barat,” lanjut dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement