Senin 12 Nov 2018 16:43 WIB

Anak Korban Bencana di Palu Tetap Semangat Menghafal Alquran

Para pelajar tetap semangat belajar dan menghafal Alquran.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Agung Sasongko
Ketua Askar Kauny Bobby Herwibowo melihat para siswa di Pesanten An Nur Buuts belajar di tenda atau sekolah darurat di Kota Palu Sulawesi Tengah Senin (12/11).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Ketua Askar Kauny Bobby Herwibowo melihat para siswa di Pesanten An Nur Buuts belajar di tenda atau sekolah darurat di Kota Palu Sulawesi Tengah Senin (12/11).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Dampak bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng) pada 28 September 2018 lalu masih cukup terasa di tengah masyarakat. Salah satunya dialami oleh para pelajar atau santri yang harus belajar dalam kondisi keterbatasan karena ruangan kelasnya mengalami kerusakan.

Namun kondisi tersebut  tidak menyurutkan semangat anak korban bencana untuk tetap belajar. Mereka belajar dengan sungguh-sungguh di tenda-tenda pengungsin maupun ruangan kelas darurat.

Salah satunya terlihat di Pesantren An Nur Buuts di Kelurahan Kabonena, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Para santri mengikuti pelajaran umum maupun keagamaan dengan baik.

Bahkan para pelajar Muslim menghapal Alquran meskipun dalam kondisi pascabencana. Bacaan hafalan Alquran ini disampaikan pada saat kedatangan pimpinan Askar Kauny Ustad Bobby Herwibowo ke pesantren tersebut Senin (12/11). Di mana anak-anak secara lancar membacakan ayat-ayat suci Alquran yang dihafalnya.

"Kami belajar tetap semangat dari pagi hingga sore,’’ ujar salah seorang santri di Pesantren An Nur Buuts Auraya Anisa (10 tahun). Annisa belajar di ruangan sekolah darurat yang dibantu oleh Yayasan Askar Kauny.

Menurut Auraya, pada pagi hingga sore ia belajar mata peajaran umum.  Selanjutnya selepas magrib ia baru menghapal Alquran, Di mana ia mampu meghapal beberapa surat di juz 30.

Auraya mengatakan, saat ini bangunan sekolahnya mengalami kerusakan. Sehingga sebagian besar santri di pesatren tersebut belajar di luar kelas. 'Namun saya tetap semangat untuk belajar,’’ cetus Auraya yang baru menginjak kelas lima SD. Hal ini dilakukanya untuk meraih cita-cita yang diinginkan.

Pada saat gempa terjadi kata Auraya, ia bersama keluarganya selamat dalam bencana tersebut.Sementara rumahnya hanya megalami kerusakan pada bagian belakang.

Pelajar lainnya di Pesantren An Nur Buuts Andi Muh Rizki (7) mengatakan, kejadian bencana pada September lalu tidak menyurutkan semangatnya belajar dan menghafal Alquran. ‘’ Tidak pengaruh dan tetap semagat menghafal Alquran,’’ cetus dia.

Bahkan semangatnya tambah besar karena ada rencana pembanguan rumah tahfizh darurat yang dibangun Askar Kauny. Harapanya ia maki memperbanyak hafala ayat suci Alquran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement