REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim aktivis kemanusiaan Dompet Dhuafa siap membantu evakuasi ratusan korban dari jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, yang hilang kontak dari pagi ini (Senin, 29/10). Basarnas memastikan pesawat Lion Air JT 610 jatuh. Sebelumnya, pesawat rute Jakarta-Pangkal Pinang itu sempat hilang kontak.
Imam Rulyawan, Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi mengatakan tim yang terdiri dari 10 orang akan sigap untuk membantu evakuasi para korban dan memberikan layanan medis darurat dilokasi. Tidak hanya itu Dompet Dhuafa menerjukan tim spesialis penyelaman untuk ikut dalam evakuasi dibawah laut. Setibanya di Karawang tim akan berkoordinasi dengan pos utama Basarnas.
Lion Air itu berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 06.20 WIB tujuan Pangkal Pinang. Kemudian mengalami lost contact pukul 06.33 WIB.
Hingga siang ini, beberapa potongan maupun serpihan dari jatuhnya pesawat Lyon Air JT 610 sudah ditemukan, baik dompet milik korban hingga puing-puing pesawat. Tim aktivis kemanusiaan Dompet Dhuafa siang ini juga bertolak menuju Karawang untuk bergabung dengan tim Basarnas Jawa Barat.
Pesawat itu berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 06.10 WIB dan seharusnya mendarat di Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang pukul 07.10 WIB. KNKT mengatakan, pesawat Boeing 737 MAX 8 yang baru bergabung dengan Lion Air pada 2018 mengangkut 189 penumpang.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan pesawat membawa 189 orang. "Sebanyak 178 dewasa, 1 anak-anak, 2 bayi, 2 pilot, dan 6 awak kabin," kata Soerjanto.