REPUBLIKA.CO.ID, PARIS– Prancis dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk menambahkan kelas bahasa Arab di sekolah-sekolah umum. Hal itu ditujukan untuk memberikan siswa alternatif kebebasan beragama ke sekolah-sekolah berafiliasi Muslim di negara tersebut.
Pemerintah Prancis di bawah Presiden Emmanuel Macron tengah berpikir untuk mendorong sekolah-sekolah menawarkan pelajaran bahasa Arab kepada pelajar paling kecil usia 6 tahun.
Menurut The Wall Street Journal, seperti dilansir di The Daily Caller, Kamis (25/10), ide tersebut datang karena sejumlah pejabat Prancis menemukan kurangnya bahasa Arab di sekolah umum telah menyebabkan perbedaan budaya antara komunitas minoritas-Muslim dan masyarakat Prancis umumnya.
Pemerintah Prancis mengatakan, ribuan anak menghadiri kelas-kelas yang didanai sebagian negara-negara pengguna Arab. Sejumlah anak mengikuti sekolah swasta yang berafiliasi dengan masjid.
Sehingga, siswa dapat belajar bahasa Arab karena guru memiliki pemahaman penuh tentang bahasa tersebut. Sementara itu, siswa yang lain didorong untuk menghafal ayat-ayat Alquran.
Warga Aljazair, Maroko, dan pemerintah bekas koloni Prancis sebagian memelihara pengajaran bahasa Arab dengan mengirim dan membayar guru untuk mengajarkan bahasa itu di Prancis.
Hal itu untuk membantu anak-anak imigran tetap berhubungan dengan budaya asli mereka. Kelas-kelas bahasa tersebut diadakan di luar jam sekolah. Lebih dari 40 ribu anak di Prancis mengikuti kelas-kelas bahasa Arab tersebut.
Prancis memiliki 5,7 juta Muslim pada 2016, yang merupakan populasi Muslim terbesar di Uni Eropa. Menurut laporan pada September 2016 dari Lembaga Kajian Kebijakan Publik Prancis dan Eropa Institut Montaigne, lebih dari 80 ribu anak muda Prancis diajari bahasa Arab di masjid dan lembaga keagamaan lainnya. (Kiki Sakinah)