Kamis 25 Oct 2018 05:00 WIB

Mau Mencari Ilmu, Begini Nasihat Ulama

Maksiat dalam menuntut ilmu berkaitan dengan perilaku sosial yang merugikan.

Santri
Foto:

Kalau mau mudah belajar, sifat-sifat tercela itu harus ditinggalkan. Meski sudah ada sedikit pengetahuan, misalkan, tentang sosiologi, seseorang tetap harus mendengarkan penjelasan guru atau dosen yang mengajarkan bidang itu.

Jika orang sombong dengan kemampuan yang dimiliki, maka sifat yang hanya layak untuk Allah itu akan mengikis ilmu dan keberadaannya. Lambat laun orang tersebut akan tenggelam dan tak dianggap keberadaannya.

Terima dan pahami apa yang dijelaskan sebaik mungkin. Ibaratkan diri seperti gelas kosong, sehingga ketika dituangkan air akan menampungnya. Penjelasan guru akan diserap sebagai nutrisi hati yang mencerahkan dan menenangkan.

Syair itu berlanjut dengan pemberitahuan kepada Imam Syafi'i, bahwa ilmu adalah cahaya yang menerangi seluruh relung hati. Dia menjadi energi yang menggerakkan organ tubuh berbuat kebaikan.

Wa nurullah la yuhda lil `ashi. Allah tidak akan memberikan ilmunya kepada ahli maksiat. Dosa yang mengotori diri menjauhkan ilmu. Semakin banyak dosa menempel di hati, semakin jauh diri dari cahaya Ilahi.

Syekh Azzarnuji dalam kitabnya menasihati para penuntut ilmu untuk menjaga diri. Akhlak harus betul-betul dijaga. Adab dalam menuntut ilmu harus diperhatikan: bagaimana berperilaku kepada sesama teman, ustaz, dan masyarakat.

Sikap saling menghormati adalah salah satu kunci kesuksesan menuntut ilmu. Guru sebagai pengajar harus membimbing muridnya kepada kebaikan.Dan murid wajib menghormati gurunya sebagai bentuk kecintaan kepada ilmu pengetahuan (syu'batul ustaz).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement