Kamis 25 Oct 2018 05:00 WIB

Mau Mencari Ilmu, Begini Nasihat Ulama

Maksiat dalam menuntut ilmu berkaitan dengan perilaku sosial yang merugikan.

Santri
Foto:

Syekh Azzarnuji dalam kitab Ta'limul Muta'allim menuliskan syair. Isinya tentang kisah alim rujukan fikih Imam Syafi'i. Suatu ketika dia mengeluh kepada salah seorang gurunya, Imam Waqi'tentang buruknya hafalan dan pemahaman pelajaran. Apa kata sang guru?

"Fa arsyadani ila tarkil ma'ashi,tulis Zarnuji dalam syair. Artinya, sang guru menasihati Syafi'i untuk meninggalkan maksiat.

Maksiat dalam menuntut ilmu berkaitan dengan perilaku sosial yang merugikan orang lain. Terkadang hal itu tak sengaja dilakukan atau memang sengaja dengan niatan, bahkan direncanakan.

Contohnya adalah mengambil barang orang lain: memakai sandal teman tanpa izin, sehingga merasa dirugikan. Ada juga yang mencuri pakaian atau buah- buahan milik sekolah atau pesantren.

Maksiat dalam belajar juga termasuk menggunjingkan guru, bahkan menjelek-jelekkannya. Hal satu ini harus menjadi sorotan. Jika ini yang terjadi, maka murid sudah memendam kebencian terhadap sang guru.

Bagaimana mungkin murid tersebut menyerap pengetahuan yang disampaikan gurunya?

Meski pun guru sudah menerangkan dengan berbagai cara, murid yang penuh kebencian tadi pasti tak akan menyerap ilmu pengetahuan yang diajarkan. Hatinya tertutup. Ego si murid meninggi, bahkan, nauzubillah, dia merasa lebih hebat dari sang guru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement