Jumat 19 Oct 2018 02:22 WIB

Etika Menghadiri Majelis

Tuntunan perihal majelis bukti keluhuran Islam.

Ilustrasi sekeluarga mengaji, mengaji sekeluarga, mengaji bersama, ngaji bersama
Foto:

Ini pernah dicontohkan Umar bin Khatab. Ayahanda Hafshah tersebut pernah mendahulukan Ibnu Abbas dari sahabat yang lain. Padahal, usia Ibn Abbas kala itu masih belia.

Tak elak, sikap Sang Khalifah menuai kecemburuan. Usut punya usut, keputusan Umar itu dilandasi atas dasar keluasan dan kualitas pemahaman ilmu syariah dari Ibnu Abbas. Penilaian itu lantaran sahabat yang berjuluk tarjaman Alquran itu memberikan penafsiran unik atas surah an-Nashr.

Bahkan, Umar pernah memilih kalangan budak sebagai pemimpin di sejumlah wilayah yang menuai kontroversi saat itu. Lalu, tercetuslah pernyataan Umar yang tersohor, “Allah SWT meninggikan dan merendahkan sebuah kaum lewat (takaran) pemahaman Alquran.”

Ratib menambahkan, sejumlah tata krama dalam sebuah majelis yang disarikan dari sunah Rasulullah, antara lain, tidak menyenderkan kaki di atas kaki lainnya, menghindari kantuk dengan bergegas keluar, lalu berwudhu, dan tak kalah penting, ialah menutup sebuah pertemuan dengan doa penutup majelis.

“Mahasuci Engkau Ya Allah dan dengan segala pujian-Mu, aku bersaksi tiada tuhan selain Engkau, aku meminta ampun dan bertobat kepada-Mu.” 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement