Selasa 16 Oct 2018 06:30 WIB

Mimpi Tanda Kemuliaan Orang Terpilih

Mimpi Abdullah dalam tidurnya menjadi pertanda terpilihnya sahabat Rasulullah itu

Takwa (ilustrasi).
Foto:

Dari kejauhan, Husen memperhatikan bagaimana rupa sosok yang amat dirindukannya itu. Perlahan, Husen berjalan mendekatinya. Kemudian, Rasulullah menoleh kepadanya dan bertanya, Siapa namamu?

"Husen bin Salam, jawabnya.

Lebih baik bila Abdullah bin Salam, sebut Rasulullah. Bagi Husen, nama baru ini merupakan pemberian yang menggembirakan. Sejak saat itu, dia dipanggil sebagai Abdullah.

"Saya setuju. Demi Allah yang mengutus engkau dengan kebenaran. Mulai hari ini, saya tidak memakai nama lain kecuali Abdullah bin Salam, ujarnya.

Setelah menyatakan diri masuk Islam di hadapan Rasulullah, Abdullah kembali ke rumahnya. Di sana Abdullah bin Salam memberi tahu agama barunya itu. Ternyata, seluruh keluarganya menerima, termasuk sang bibi.

Sejak saat itu, Abdullah bin Salam sekeluarga telah menjadi Muslim. Namun, Abdullah meminta kepada mereka merahasiakan keislamannya di hadapan kaum Yahudi Madinah sementara waktu.

Sikap Keras Kepala Kaum Yahudi Madinah

Sampai suatu saat, Abdullah bin Salam berkesempatan mengadukan persoalannya kepada Rasulullah. Wahai Rasulullah, orang-orang Yahudi gemar menutupi kebenaran dan mengikuti jalan kesesatan.

"Saya memohon kepada engkau, berkenanlah kiranya memanggil para ketua mereka, kaum Yahudi itu. Namun, jangan sampai mereka mengetahui bahwa saya telah memeluk Islam, kata Abdullah.

Rasulullah pun menerima permintaan Abdullah itu. Abdullah kemudian disuruh masuk ke sebuah kamar berbilik, sementara Rasulullah menerima langsung para pemuka Yahudi.

Di hadapan mereka, Rasulullah mengabarkan peringatan Allah SWT serta ayat-ayat Alquran. Akan tetapi, kebanyakan mereka tidak mau beriman kepada Rasulullah. Bahkan, dengan sombong mereka menuding ajaran Islam sebagai sesat.

Mengetahui betapa keras hati para pemuka Yahudi itu, kini giliran Rasulullah menanyakan kepada mereka ihwal sosok Husen alias Abdullah bin Salam. Bagaimana kedudukan Husen menurut kalian? tanya Rasulullah SAW.

Dia merupakan pemimpin kami, kepala pendeta kami, dan pemuka agama kami, jawab mereka hampir serempak. Seandainya Husen masuk Islam, maukah kalian mengikutinya?

Tidak mungkin! Mustahil Husen masuk Islam. Kami berlindung kepada Tuhan kami. Tidak mungkin dia masuk Islam, bantah mereka semua.

Husen atau Abdullah bin Salam pun keluar dari kamar tempatnya bersembunyi. Sudah jelas kini bagaimana perasaan kaumnya tersebut terhadap dirinya, yang kini merupakan seorang Muslim. Maka, Abdullah berkata dengan tenang kepada mereka, "Wahai kaum Yahudi, bertakwalah kepada Allah. Terimalah agama yang telah dibawa Muhammad. Demi Allah, sesungguhnya kalian benar-benar telah mengetahui bahwa Ahmad (Muhammad) adalah utusan Allah. Bukankah kalian juga membaca Taurat? Demi Allah, saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Saya beriman kepadanya dan membenarkan segala ucapannya, ujar Ibnu Salam dengan tegas.

"Kamu jahat dan bodoh. Kamu tidak bisa lagi membedakan kebenaran dari kebatilan, seru beberapa tamu Rasulullah itu sambil mengumpat. Mereka kemudian pergi meninggalkan Rasulullah dan Abdullah.

"Engkau lihat, wahai Rasulullah, bagaimana orang-orang Yahudi itu. Mereka tidak mau menerima kebenaran meskipun sudah terang di hadapan mereka, kata Abdullah bin Salam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement