REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendorong perempuan dan anak-anak terbiasa pergi ke masjid. Ia mengatakan, ada hal-hal tabu yang perlu dihancurkan terhadap wanita dan pria yang beribadah bersama di masjid.
“Ada mentalitas yang menunjukkan ini sebagai Islam. Tetapi kita harus menyingkirkan ini. Tabu yang salah ini perlu dihancurkan sekarang," ujar Presiden Erdogan dikutip dari Hurriyet Daily News, Jumat (5/10).
Oleh karena itu, ia meminta staf badan keagamaan terkemuka Turki, Direktorat Urusan Agama (Diyanet) mendorong perempuan dan anak-anak terbiasa ke masjid. Ia mengatakan, apabila Wakil Presiden Diyanet saat ini seorang wanita, maka hal-hal tabu tersebut dapat dihancurkan.
"Apakah ada ayat atau hadits (dalam Alquran) yang melarang perempuan pergi ke masjid? Saya belum pernah mendengarnya atau pernah membaca hal semacam itu. Guru saya tidak pernah mengajari saya hal seperti itu. Keyakinan salah ini harus dihilangkan," ucap Erdogan.
Hal itu ia sampaikan, saat berbicara dengan para ulama di Kompleks Presiden. Dalam pertemuan yang menandai "Pekan Masjid dan Pejabat Keagamaan", ia juga mengatakan, menjadi tugas pribadinya mendorong diskusi terbuka tentang agama dan masjid di Turki.
Erdogan mencatat pekan pertama Oktober telah dirayakan sebagai "Pekan Masjid dan Pejabat Keagamaan" sejak 1986. Ia mengatakan, dengan senang hati mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan minat anak-anak dan wanita Turki pergi ke masjid.
“Suatu masyarakat tidak dapat mempertahankan eksistensinya jika hubungannya dengan nilai-nilai peradabannya telah melemah seperti halnya pohon yang akarnya telah diputuskan. Agama, kebijaksanaan, moralitas, dan keadilan adalah pilar yang menopang kita sebagai bangsa," kata Erdogan.
Dia menunjukkan, mengubah masjid hanya sebagai tempat ibadah akan menjadi salah satu hal terburuk yang bisa dilakukan. Menurut dia, sebuah masjid tanpa kegembiraan anak-anak, pemuda, lansia, dan wanita akan tampak kosong. Ia menyebut, untuk membangun masa depan harus mendorong kehidupan yang berpusat pada masjid.
“Kaum muda telah menahan diri (dari pergi ke) masjid seiring berjalannya waktu. Jika pemuda mencari solusi untuk (kehidupan) mereka yang menjauh di tempat-tempat selain masjid, ada sesuatu yang salah," kata Erdogan.
Ia mengatakan, banyak dari masyarakat menghabiskan lebih banyak waktu untuk televisi atau telepon seluler daripada meluangkan waktu dengan orang tua atau teman-teman mereka. Menurut Erdogan, kehidupan religius pun terpengaruh oleh proses ini.
“Bahasa khutbah harus diperbarui, dan disempurnakan agar anak muda mengerti. Juga, para pejabat agama kita harus menghindari pengeksporan dan mengasingkan ekspresi dalam segala bentuk dan jenis,” ujarnya.
Erdogan juga mengatakan, keyakinan palsu tentang Islam telah digunakan kelompok teroris tertentu. Kelompok tersebut menggunakannya dengan mengeksploitasi keyakinan orang. Ia mengimbau agar Diyanet perlu melangkah untuk menghilangkan keyakinan tersebut.
"Alasan mengapa kelompok seperti FETO dan ISIS dapat memperoleh pijakan dalam masyarakat adalah karena ada kesenjangan spiritual dimana institusi-institusi kami gagal mengisinya," tambahnya.