Abu Hanifah juga pernah meladeni adh-Dhahaq asy-Syari, tokoh kelompok Khawarij yang datang menghadap kepadanya.
Adh-Dhahaq: “Wahai Abu Hanifah, bertobatlah Anda.”
Abu Hanifah: “Bertobat dari apa?”
Ad-Dhahaq: “Dari pendapat Anda yang membenarkan diadakannya arbitrase (tahkim) antara Ali dan Mu'awiyah.
Abu Hanifah: “Maukah Anda berdiskusi dengan saya dalam persoalan ini?”
Adh-Dhahaq: “Baiklah, saya bersedia.”
Abu Hanifah: “Bila kita nanti berselisih paham, siapa yang akan menjadi hakim di antara kita?”
Adh-Dhahaq: “Pilihlah sesuka Anda.”
Abu Hanifah menoleh kepada seorang Khawarij lain yang menyertai orang itu lalu berkata: “Engkau menjadi hakim di antara kami.” (dan kepada orang pertama beliau bertanya:) “Saya rela kawanmu menjadi hakim, apakah engkau juga rela?”
Adh-Dhahaq: “Ya, saya rela.”
Abu Hanifah: “Bagaimana ini, engkau menerima tahkim atas apa yang terjadi di antara saya dan kamu, tapi menolak dua sahabat Rasulullah SAW yang bertahkim?” Lagi-lagi, pernyataan Abu Hanifah tersebut menjadi jawaban telak dan menghentikan ocehan adh-Dhahaq.