Jumat 21 Sep 2018 16:13 WIB

Logika Sang Imam yang Brilian

Rasionalitas Abu Hanifah berpijak pada Alquran dan hadis.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Ibadah/ilustrasi
Foto:

Abu Hanifah juga pernah meladeni adh-Dhahaq asy-Syari, tokoh kelompok Khawarij yang datang menghadap kepadanya.   

Adh-Dhahaq: “Wahai Abu Hanifah, bertobatlah Anda.”

Abu Hanifah: “Bertobat dari apa?”

Ad-Dhahaq: “Dari pendapat Anda yang membenarkan diadakannya arbitrase (tahkim) antara Ali dan Mu'awiyah.

Abu Hanifah: “Maukah Anda berdiskusi dengan saya dalam persoalan ini?”

Adh-Dhahaq: “Baiklah, saya bersedia.”

Abu Hanifah: “Bila kita nanti berselisih paham, siapa yang akan menjadi hakim di antara kita?”

Adh-Dhahaq: “Pilihlah sesuka Anda.”

Abu Hanifah menoleh kepada seorang Khawarij lain yang menyertai orang itu lalu berkata: “Engkau menjadi hakim di antara kami.” (dan kepada orang pertama beliau bertanya:) “Saya rela kawanmu menjadi hakim, apakah engkau juga rela?”

Adh-Dhahaq: “Ya, saya rela.”

Abu Hanifah: “Bagaimana ini, engkau menerima tahkim atas apa yang terjadi di antara saya dan kamu, tapi menolak dua sahabat Rasulullah SAW yang bertahkim?” Lagi-lagi, pernyataan Abu Hanifah tersebut menjadi jawaban telak dan menghentikan ocehan adh-Dhahaq.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement