Selasa 18 Sep 2018 23:12 WIB

Islamic Medical Service Upayakan Program Hapus Tato

IMS telah melakukan program hapus tato kepada sekitar 1.000 orang peserta.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Andi Nur Aminah
Komunitas Dakwah dan Sosial (Kodas) Bandung menggelar program penghapusan tato di acara Muhasabah Akhir Tahun Republika di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Ahad (31/12)
Foto: Dok BMH
Program hapus tato yang digelar oleh BMH-IMS dan Yayasan Al-Kahfi Hidayatullah.

Sementara, lanjut dia, beberapa orang mengeluhkan biaya menghapus tato yang relatif lebih mahal. Sehingga, IMS berupaya membuat program layanan hapus tato gratis. IMS bekerja sama dengan lembaga, perusahaan, atau institusi dalam hal pendanaan. Selain itu, bekerja sama pula dengan beberapa komunitas hijrah di berbagai daerah.

Imron mengatakan, antusias masyarakat tinggi dalam mengikuti program layanan hapus tato ini. Pada 2018 ini, ia menyebut sudah melakukan tindakan hapus tato kepada 800 orang peserta sampai September. Termasuk pembinaan pelayanan hapus tato ke sejumlah narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kembangkuning Nusakambangan, Jawa Tengah.

Terakhir program layanan hapus tato dilaksanakan di Bengkulu pada 15-16 September lalu dengan 120 peserta. Selanjutnya, IMS akan bergeser ke Jambi pada 19-20 September. Kemudian program hapus tato akan bergerak ke Palembang pada 22-23 September.

Mobil hijrah keliling berikutnya akan hadir di Lampung yang direncanakan pada 25-26 September. Bahkan, IMS sudah memiliki jadwal dan rencana pelaksanaan program hapus tato pada bulan berikutnya sampai penghujung tahun.

Imron menyebut, peserta program layanan hapus tato berasal dari beragam latar belakang. Mulai dari mahasiswa, karyawan, wiraswasta, sampai anggota TNI dan Polri dengan usia 19 tahun sampai yang berusia 75 tahun. Peserta diiantaranya terdiri dari perempuan dan laki-laki.

"Karena kita syarat melakukan hapus tato itu minimal usia 18 tahun. Sebenarnya yang daftar itu ABG (remaja, Red) itu banyak, cuma tidak kita tindak karena pertama mereka ini masih labil, kemudian nanti terkait dengan kondisi kesehatan," tutur Imron.

Alasan peserta program layanan hapus tato pun beragam. Imron mengatakan, pertama, memang mereka sudah 100 persen hijrah dan ingin lebih baik lagi karena penilaian masyarakat sebagian besar masih negatif terhadap orang yang bertato. Kedua, masalah pekerjaan, membuat orang yang bertato lebih sulit mendapatkan pekerjaan.  "Kemudian yang ketiga keluarga, jadi mereka punya anak kemudian anaknya itu tidak inginlah bapaknya seperti itu mesti dihapus tatonya," imbuh Imron.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement