REPUBLIKA.CO.ID, TANGSEL -- Pesantren Mahasiswa Dai (Pesmadai) Putri menggelar acara kuliah umum peradana (Studium General) di Asrama Pesmadai Putri Luah Disa, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, Sabtu (15/9).
Kuliah umum ini sekaligus menandai dimulainya program kegiatan Pesantren Mahasiswa Dai Putri yang merupakan salah satu program unggulan Syabab (Pemuda) Hidayatullah dalam spirit ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Direktur Pesmadai Pusat Ahmad Muzakky dalam sambutannya mengatakan, Pesmadai merupakan wadah generasi muda yang tak sekadar ingin meraih prestasi secara akademik, tetapi juga siap menempa diri menjadi pemimpin masa depan.
“Pesmadai secara umum, tidak terkecuali Pesmadai Putri adalah wadah untuk mereka yang memiliki target berprestasi secara akademik, tetapi juga mempunyai semangat menempa diri untuk menjadi pemimpin di kemudian hari,” kata Ahmad Muzakky dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (16/9).
Hadir sebagai keynote speaker dalam kegiatan tersebut Anggota DPD RI Sulawesi Selatan, Dr Ir Abdul Aziz Qahhar Muzakkar. Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya semau mahasiswa mengerti kewajiban setiap Muslim terhadap Aquran.
“Kita memiliki kewajiban-kewajiban terhadap Alquran. Pertama mengimaninya dengan sebaik-baiknya dan sekuat-kuatnya. Setelah itu mengilmui, lalu mendakwahkan dan mengajarkannya. Terakhir memperjuangkannya di dalam kehidupan ini,” ulasnya.
Sementara itu, nara sumber pertama, Ustadz Aqib Junaid Al-Hafidz yang merupakan pegiat dakwah senior Hidayatullah mendorong para mahasiwa agar tidak lupa untuk menjadikan Alquran sebagai gaya hidup.
“Sebagai Muslim, tentulah wajib kita mengambil Alquran sebagai petunjuk. Dan, bagaimana mewujudkkannya, tentu saja minimal kita harus sering berinteraksi dengan Alquran, sehingga ada kesadaran untuk berpikir, berucap dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai Alquran. Jangan pakaian sudah Muslim, tetapi kepribadian masih belum diperhatikan,” terangnya.
Terakhir, pemateri kedua, Ustadzah Sarah Zakiyah yang merupakan penulis dan juga Kepada Departemen Organisasi Pengurus Pusat Muslimat Hidayatullah (Mushida) menjelaskan bahwa mahasiswi juga mesti berkiprah sebagai daiyah.
“Sebagai Muslimah, terlebih sebagai mahasiswi, penting bagi kita menyadari akan perlunya diri kita hadir sebagai daiyah, yang terjun langsung menyampaikan nilai-nilai Islam kepada masyarakat. Kesadaran akan hal ini memiliki kelebihan-kelebihan, di antaranya akan ada cetak biru hidup kita untuk bisa memberi manfaat. Kemudian memiliki self control yang baik. Mosok iya, daiyah tapi kelakuannya tidak mencerminkan wanita salehah,” urainya.
Acara yang dimoderatori oleh Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Syabab (Pemuda) Hidayatullah, Imam Nawawi itu berlangsung sangat khidmat penuh kekeluargaan.
Pesmadai sejauh ini telah berdiri di beberapa wilayah, seperti Depok, Ciputat, Surabaya, Samarinda, Palu, Makassar, Kendari, dan Bengkulu. “Semua terselenggara berkat kerja sama Pesmadai dengan Laznas BMH secara nasional,” kata Imam Nawawi.