Kamis 06 Sep 2018 18:01 WIB

Umat Islam di Osaka tak Kesulitan Beribadah

Muslim Osaka telah memiliki masjid sejak lama.

Muslim Jepang
Foto: (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Muslim Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak jauh dari Universitas Osaka terdapat sebuah masjid. Masjid Osaka, demikian orang-orang menyebutnya. Lokasinya begitu strategis dengan posisi di tengah-tengah kota terpadat ketiga di Jepang tersebut.

Jika masjid kampus hanya ramai ketika jam sibuk, Masjid Osaka selalu ramai setiap kali jam shalat. Meski bangunannya sangat sederhana, Masjid Osaka dapat menampung sekitar 600 orang. Muslimin Osaka begitu mengharapkan masjid di kawasan ramai itu dan baru tercapai pada 2010.

Sebenarnya Muslim Osaka telah memiliki masjid sejak lama, hanya saja berada di kawasan Ibaraki. Osaka Ibaraki Mosque menjadi pusat kebudayaan Islam dan masjid utama berkumpulnya Muslimin Osaka.

Masjid itulah yang telah lama menaungi komunitas Muslim Osaka. Di sanalah Muslimin berlindung dan bertemu saudara mereka di tengah masyarakat yang mayoritas menganut Shinto.

Kendati minoritas, Muslimin Osaka tak pernah mengalami kesulitan dalam beribadah. Meski hanya memiliki dua masjid di kota seluas 223 kilometer persegi, Muslimin mendapat hak menunaikan shalat di manapun meski di ruang publik sekalipun. Jepang memang memiliki tipe masyarakat yang saling menghormati dan tak saling mengganggu.

Di dua masjid tersebut, Muslim Osaka berkumpul, bersilaturahim dan mempelajari ilmu agama. Terdapat imam yang menjadi pelita ilmu agama bagi Muslimin. Tak hanya itu, masjid juga memberikan banyak layanan bagi Muslimin, termasuk dalam menyediakan pangan halal. Sehingga, Muslimin Osaka pun tak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka.

Islam dapat diterima dengan baik di Negeri Sakura. Padahal, risalah yang dibawa Rasulullah ini terbilang masih sangat baru dikenal di Negeri Matahari Terbit. Dibanding negara Asia lain, Islam dikenal paling akhir di Jepang. Baru sekitar akhir abad ke-19 Jepang bersentuhan dengan Islam.

Jumlah Muslimin Jepang tak terdata jelas. Demikian pula jumlah mereka di Osaka, tak ada data yang akurat. Namun, menurut PEW Research, jumlah Muslim di Jepang mencapai 183 ribu. Fountain Magz menyebutkan, jumlah Muslim keturunan Jepang kira-kira 50 ribu sedangkan keturunan non-Jepang mencapai 150 ribu hingga 200 ribu Muslim.

“Tapi, generasi muda memiliki aspirasi untuk meningkatkan angka-angka ini . Mungkin beberapa waktu ke depan dapat dikatakan Islam sebagai agama populer di Jepang dan di sebagian besar negara,” tulis majalah tersebut.

Konsentrasi Muslim Jepang memang berada di ibu kota Tokyo dan kota awal penyebaran Islam, Kobe. Namun, saat ini Muslimin hampir telah tersebar secara merata di seluruh Jepang.

Dakwah pun terus menggeliat, terutama di kota-kota utama, seperti tiga kota utama area metropolitan Kobe, Kyoto, dan Osaka. Di Osaka, Muslimin dapat dengan mudah kita temui. Solidaritas persaudaraan mereka bahkan sangat kental. Jumlah mualaf pun terus meningkat.

Sejarah awal komunitas Muslimin di Osaka tak jauh beda dengan sejarah masuknya Islam di Jepang. Komunitas bermula dari para imigran Turki-Tartar saat suasana panas perang dunia pertama tengah berkecamuk.

Para imigran tersebut pindah dari kawasan Rusia yang mengalami revolusi Bolshevik dengan pimpinan Stelin yang komunis dan ateis ke negeri Jepang. Mereka mencari suaka di Jepang.

Samir Abdel Hamid Nouh dalam “Komunitas Muslim di Jepang”, seperti dilansir Kosei mengatakan, Turki-Tatar imigran berasal dari Kazan, Tatarstan, dan dari Bashkirstan (kini Bashkortostan). Mereka kemudian mendirikan komunitas Muslim pertama di Jepang setelah melarikan diri dari negara mereka.

Adapun Osaka, menurut Prof Dr Salih Mahdi S Al Samarrai, dalam artikel “Islam in Japan”, menjadi lokasi pembangunan masjid yang ditujukan untuk tahanan Muslim Rusia pada 1905.

Hal ini terjadi setelah perang antara Rusia dan Jepang. Pascaperang tersebut, Jepang memang dikabarkan oleh media sebagai negara yang memiliki perhatian besar pada Islam dan dunia Islam. Alhasil, berbagai ulama dari dunia tertarik datang ke Jepang untuk berdakwah.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement