Selasa 04 Sep 2018 01:29 WIB

PBNU: Penolakan UAS Terkait Ormas yang Dibubarkan Pemerintah

Lewat akun Instagram, Ustaz Abdul Somad meminta maaf atas pembatalan tausiyahnya.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Andri Saubani
Ustaz Abdul Somad memberikan tausiyahnya saat acara MPR-RI Bersholawat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (29/8).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ustaz Abdul Somad memberikan tausiyahnya saat acara MPR-RI Bersholawat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) menyebut penolakan ceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) tidak berhubungan dengan pribadinya. Melainkan, keberatan terhadap organisasi masyarakat (ormas) yang sudah dibubarkan pemerintah.

“Saya kira itu bukan ancaman. Saya cari infonya panitianya, itu terkait unsur ormas yang dibubarkan oleh pemerintah,” kata Wakil Sekertaris Jenderal (Wasekjen) PBNU Masduki Baidlowi kepada Republika, Senin (3/9).

Ia meyakini penolakan tersebut bukan terkait sosok dan pribadi UAS. Namun, lebih kepada pihak-pihak yang selama ini meramaikan isu penolakan UAS.

Masduki juga menegaskan, penolakan ceramah UAS tidak ada kaitannya dengan pemilihan presiden (pilpres). Sebab, menurut dia, penolakan itu lebih pada persoalan masalah politik ideologi, terkait wacana NKRI, kebangsaan, serta berhadapan dengan ormas yang dibubarkan pemerintah.

“Saya ingin tegaskan yang terpenting UAS itu saudara kita. Dia juga dari kalangan nahdliyin. Itu bukan semata-mata UAS-nya,” ujar dia.

Masduki menegaskan, selama ini UAS diterima baik di kalangan nahdliyin. Ia beranggapan permasalahan UAS berkaitan dengan pihak yang berusaha memanaskan suasana dan politik, karena ada agenda lain.

UAS mengaku menerima pelbagai ancaman dari pihak-pihak tertentu, sehingga terpaksa membatalkan rencana ceramahnya di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta. Melalui akun Instagram-nya, lulusan S-1 Universitas al-Azhar (Mesir) itu memaparkan alasan-alasannya.

“Beberapa ancaman, intimidasi, pembatalan, dan lain-lain terhadap taushiyah di beberapa daerah seperti di Grobogan, Kudus, Jepara dan Semarang. Beban panitia yang semakin berat. Kondisi psikologis jamaah dan saya sendiri,” demikian pernyataan Ustaz Abdul Somad melalui media sosial tersebut, yang telah dikonfirmasi Republika, Senin (3/9).

“Maka, saya membatalkan beberapa janji di daerah Jawa Timur, Yogyakarta: (jadwal-jadwalnya) September di Malang, Solo, Boyolali, Jombang, Kediri; Oktober di Yogyakarta; Desember janji dengan Ustadz Zulfikar di daerah Jawa Timur,” paparnya lagi.

Lulusan S-2 Darul Hadits El-Hassania (Maroko) itu juga meminta maaf kepada seluruh kaum Muslimin yang merasa dirugikan dengan adanya pembatalan tersebut. Ketika ditanyai langsung, dia enggan menyebutkan pihak-pihak mana yang mengintimidasinya. Hanya saja, pihaknya menyayangkan pelbagai kejadian penolakan atas dakwah Islam.

“Kita bukan sedang perang melawan Israel. Wong cuma ceramah kok,” kata peraih anugerah Tokoh Perubahan Republika 2017 itu saat dihubungi, Senin (3/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement