Senin 03 Sep 2018 21:31 WIB

Persis Dorong Polisi Usut Ancaman Ustaz Abdul Somad

Ancaman terhadap Ustaz Abdul Somad dapat menjadi preseden buruk.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ani Nursalikah
Penceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) menyampaikan tausyiah dalam rangka syukuran dan doa bersama di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta,  Rabu (29/8).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Penceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) menyampaikan tausyiah dalam rangka syukuran dan doa bersama di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Pusat Persatuan Islam (PP Persis) mengingatkan setiap warga negara Indonesia memiliki hak terbebas dari rasa ketidaknyamanan dan ketidakamanan. Hal itu mengomentari dugaan ancaman yang menimpa Ustaz Abdul Somad (UAS) sehingga terpaksa membatalkan rencana ceramah di sejumlah provinsi di Pulau Jawa.

“Semua warga negara harus terbebas dari rasa ketidakamanan dan ketidaknyaman. Jadi pertama yang harus turun tangan adalah negara,” kata Ketua Bidang Tarbiyah PP Persis Irfan Safrudin kepada Republika.co.id, Senin (3/9).

Ia mengatakan UAS adalah tokoh masyarakat sehingga ancaman yang menimpa UAS bisa didorong beragam motif, seperti tidak senang dengan sosok UAS, berusaha membuat situasi kacau, dan membuat kondisi masyarakat tak enak. Irfan berharap polisi segera menindaklanjuti ancaman yang menimpa UAS. Menurut dia, ancaman melalui media sosial mudah dilacak oleh aparat.

“Kalau ada ancaman, laporan ke polisi tepat sekali. Ada institusi menangani masalah, dan polisi harus menyelesaikan,” ujar dia.

Terkait keputusan UAS memilih membatalkan ceramah, Irfan menganggap keputusan itu adalah pilihan pribadi dari UAS. Namun, apabila UAS juga memutuskan mengadu ke aparat penegak hukum, maka wajib ditindaklanjuti.

Irfan beranggapan kasus UAS dapat menjadi preseden buruk. Sebab, ancaman tersebut bisa menimpa siapa saja yang tidak disukai.

Ia membantah tudingan yang menyebut UAS membawa ketidaknyamanan dan anti toleransi di tengah masyarakat. Apabila melihat berbagai ceramah UAS, lulusan Universitas Al Alzhar tersebut adalah sosok yang mengajak berbuat kebaikan melalui gayanya.

Irfan juga beranggapan, masalah ini tidak perlu campur tangah Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sebab, masalah ancam-mengancam bukan wilayah MUI. Ia berharap apa yang menimpa UAS tidak terjadi pada tokoh agama lainnya.

Sebelumnya, UAS mengaku menerima berbagai ancaman dari pihak-pihak tertentu, sehingga terpaksa membatalkan rencana ceramahnya di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta. Melalui akun Instagram-nya, UAS memaparkan alasan-alasannya.

“Beberapa ancaman, intimidasi, pembatalan, dan lain-lain terhadap taushiyah di beberapa daerah seperti di Grobogan, Kudus, Jepara dan Semarang. Beban panitia yang semakin berat. Kondisi psikologis jamaah dan saya sendiri,” demikian pernyataan Ustaz Abdul Somad melalui media sosial tersebut, yang telah dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (3/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement