REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Cabang Indonesia mengajak kepada semua pihak untuk menjaga persatuan, menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan Indonesia. Seruan ini terkait adanya pembatalan serangkaian tabligh di sejumlah kota Jawa Tengah dan Jawa Timur kepada Ustaz Abdul Somad (UAS).
Ketua Umum OIAA Cabang Indonesia Zainul Majdi mengatakan, sosok Ustaz Abdul Somad merupakan salah satu putra terbaik bangsa Indonesia. Dalam menjalankan dakwahnya, secara umum UAS seperti halnya da'i dan ulama alumni Al Alzhar, berpegang teguh pada ajaran Islam yang benar sesuai paham Ahlussunnah wal Jamaah sekaligus mengedepankan semangat Wasathiyat al-Islam (moderasi Islam).
"Melalui materi-materi dakwahnya, baik yang disebarluaskan melalui media sosial maupun dilakukan langsung di sejumlah wilayah Indonesia, UAS telah menunjukkan kiprahnya sebagai da'i yang bukan hanya menyadarkan masyarakat tentang ajaran agama Islam yang benar, tetapi juga memberikan pemahaman kebangsaan dan keindonesiaan," ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Senin (3/9).
Baca: Kemenag akan Dalami Informasi Pembatalan Ceramah Ustaz Somad
Menurut Gubernur Nusa Tenggara Barat itu, sosok UAS sering kali menyentuh masyarakat di desa-desa terpencil yang sulit dijangkau oleh ulama yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa kepedulian UAS terhadap masyarakat pedesaan sangat besar. "Dilihat dari perspektif apapun, UAS sudah terbukti berjasa dalam mengukuhkan nilai-nilai kebangsaan, nilai-nilai persatuan dan persaudaraan bangsa, serta mengukuhkan nilai-nilai keislaman yang benar," ucapnya.
Untuk itu, Zainul yang dikenal pula dengan sebutan Tuan Guru Bajang ini meminta masyarakat dapat mengedapankan persaudaraan Islam demi menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih kondusif. "Kita tidak perlu memberi ruang sekecil apapun terhadap tindakan intimidasi, teror dan tuduhan yang tidak berdasar," kata Zainul.
Sebelumnya, Ustaz Abdul Shomad (UAS) yang dijadwalkan melakukan serangkaian tabligh di sejumlah kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk di kota Malang, Jawa Timur, pada 2 September 2018, terpaksa membatalkan agenda tersebut. Hal itu dilatarbelakangi oleh adanya sejumlah aksi penolakan dan intimidasi terhadap dirinya menjelang hari H di beberapa tempat yang disertai dengan berbagai tuduhan yang tidak benar.
Pembatalan itu bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya telah terjadi pula beberapa kali pembatalan karena adanya penolakan yang didasari oleh tuduhan yang tidak benar pula.