Selasa 28 Aug 2018 13:32 WIB

Tiga Koleksi Islam di Museum Peradaban Asia Singapura

Museum Peradaban Asia Singapura (ACM) berdiri pada 1997.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Muslim Singapura
Foto: AP
Muslim Singapura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Museum Peradaban Asia Singapura (ACM) berdiri pada 1997. Museum yang semula bagian dari Museum dan Perpustakaan Raffles ini, dibangun untuk memahami sejarah dan budaya Singapura. Museum ini dikelola Badan Heritage Nasional.

Pada 1997, sebuah galeri di Armenian Street menjadi rumah pertama ACM dan dibuka untuk menunjukkan budaya dan sejarah Tiongkok. Kemudian pada 2003, rumah baru untuk ACM selesai di Empress, tempat untuk menyimpan galeri untuk benda-benda dari China, India, Asia Tenggara, dan Asia Barat.

Pada 2008, galeri di Armenian Street diubah menjadi Museum Peranakan. Di museum ini juga banyak terdapat benda-benda bersejarah Islam. Berikut tiga Koleksi Islam yang terdapat di ACM:

Galeri Islam 

Museum ini juga mempunyai koleksi pinjaman antara lain dari Meseum Tareq Rajab di Kuwait.Koleksnya seperti manuskrip Islam berkualitas tinggi seperti mushaf kuno dan mozaik lain, seperti keramik, logam, dan kayu-kayu berharga.

Sebagian besar benda-benda ini berasal dari dua kota suci, Makkah dan Madinah dan kawasan lain membentang dari Spanyol Islam ke Asia Tengah. Ada pula dari Cina dan Asia Tenggara, seperti naskah Alquran berasal dari Cina abad ke-17 dan ke-18 yang berhias motif lotus dan chrysanthemum.

Galeri Asia Selatan 

Beberapa benda seni Islam, terutama yang berasal dari Mughal India dapat ditemukan di negara-negara Asia Selatan. Memasuki galeri, pengunjung langsung disajikan India utara pada periode Shah Jahan, karpet sulaman dari abad ke-18 dan ke- 19. Ada pula lukisan dari abad ke-17 dari Kerajaan Mughal. Termasuk pula giok Mughal yang khas. 

Galeri Asia Tenggara 

Galeri ini menampilkan banyak benda khas yang diproduksi di Asia Tenggara sebagai hasil perpaduan dengan Islam. Pameran ini mempertunjukkan benda sejarah Islam, seperti kotak Alquran di Myanmar. Tidak hanya benda-benda intelektual, tetapi juga senjata khas Asia Tenggara semisal keris bertuliskan ayat Alquran.

Pengunjung juga bisa menikmati kontribusi Cina untuk seni Islam di Asia Tenggara pada abad ke-16 dan ke-17 seperti barang tembikar atau perlengkapan kapal yang dibuat untuk pelanggan Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement