Selasa 28 Aug 2018 05:55 WIB

Global Qurban Dongkrak Ekonomi Peternak Melalui LTM

Global Qurban-ACT terus berupaya membuat harga hewan kurban semakin terjangkau.

Rep: Fuji Eka Purnama/ Red: Yudha Manggala P Putra
Global Qurban ACT.
Foto: act
Global Qurban ACT.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lumbung Ternak Masyarakat (LTM) di Desa Cinta Bodas, Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya memelihara 2.500 domba. Sebanyak 32 orang pengelola LTM memelihara domba yang disiapkan untuk kurban saat Idul Adha.

LTM didirikan oleh Global Qurban-Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk memberdayakan ekonomi para peternak di desa. Ia juga menjadi upaya menurunkan harga hewan kurban dari tahun ke tahun. Harapannya, semakin terjangkau harga hewan kurban maka semakin banyak masyarakat yang mampu melaksanakan ibadah tahunan ini.

Ketua LTM Kabupaten Tasikmalaya Rosman menyampaikan, LTM saat ini memelihara induk domba sebanyak 1.000 ekor, domba yang digemukan sebanyak 1.000 ekor, dan anak domba sebanyak sekitar 500 ekor. Seluruh hewan tersebut dipelihara di lahan seluas dua hektare. Lahan tersebut digunakan untuk kandang domba dan sisanya ditanami rumput untuk pakan domba.

"Salah satu tujuan dibentuknya LTM untuk membuka lapangan pekerjaan bagi para peternak di desa, LTM juga memberi kesempatan kepada masyarakat sekitar untuk menanam rumput untuk pakan," kata Rosman kepada Republika menjelang Idul Adha.

Ia menerangkan, di sekitar kandang domba terdapat lahan seluas 14 hektare milik warga sekitar. Lahan tersebut dipakai warga untuk menanam rumput. Di sini warga diberi peluang untuk menanam rumput di kebun yang tidak produktif sehingga menjadi produktif. Rumput tersebut kemudian dijual oleh warga ke LTM untuk pakan ternak.

Sebanyak 32 orang pengelola LTM bertugas mengambil rumput, mengolah rumput, memelihara kandang dan dombanya. Mereka memberi makan domba secara rutin setiap pagi dan sore hari. Mereka yang mengelola LTM digaji oleh Global Qurban-ACT setiap bulan. "Mereka digaji per bulan, nominalnya Rp 1,7 juta per orang, kalau gaji sebesar itu kalau untuk di kampung sudah alhamdulillah," ujarnya.

Rosman menceritakan, sebelumnya pengelola LTM hanya bekerja sebagai kuli panggul, tukang jahit, berdagang di kota dan pekerja serabutan yang penghasilannya tidak pasti. Sekarang ada LTM binaan Global Qurban-ACT, mereka menjadi punya lapangan pekerjaan dan penghasilan bulanan yang pasti.

Sekarang, dikatakan dia, ada program pengembangbiakan domba yang terus berjalan sepanjang tahun. Program pengembangbiakan akan membuat kualitas domba lebih baik dibanding membeli domba kemudian dibesarkan untuk dikurbankan saat Idul Adha. Oleh karena itu selalu ada pekerjaan bagi para peternak dan pencari rumput di Desa Cinta Bodas. Kehadiran LTM dapat mendongkrak perekonomian warga sekitar desa.

Sebagai ketua LTM, Rosman mengungkapkan, memiliki cita-cita dan harapan agar di satu desa terdapat LTM yang dapat memelihara 10.000 ekor domba dan kambing. Peternak yang mengelola LTM dan diberdayakan bisa mencapai 100 orang. "Ingin ditingkatkan lagi LTM-nya, sebab kami sangat bergembira dengan kehadiran LTM di kampung, LTM sudah bisa gerakan ekonomi masyarakat," ungkapnya.

Dia juga berharap ke depannya LTM dapat memanfaatkan kulit dan bulu domba untuk bahan kerajinan tangan. Sehingga semakin banyak masyarakat desa yang bisa terdongkrak ekonominya. Pada Idul Adha tahun ini LTM Tasikmalaya dapat menyembelih 1.100 ekor domba yang dagingnya didistribusikan ke 300 lokasi di Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Garut, dan Cianjur.

Sementara, Global Qurban-ACT menyampaikan, peternak yang dibina dan diberdayakan jumlahnya sudah ratusan. Sebab salah satu tujuan utama ACT menguatkan ekonomi dan kapasitas masyarakat supaya kesejahteraan serta masa depannya menjadi lebih baik.

Upaya Menurunkan Harga Hewan Kurban

Didirikannya LTM juga sebagai upaya menurunkan harga hewan kurban. Global Qurban - ACT menginformasikan, pada tahun 2014 harga hewan kurban yang dijual Global Qurban-ACT Rp 1.975.000 per ekor.

Tahun 2015 harganya turun menjadi Rp 1,8 juta per ekor, tahun 2016 dan 2017 harganya turun lagi menjadi Rp 1.750.000 per ekor. Tahun 2018 harganya menjadi Rp 1,7 juta per ekor. Meski harga terus turun, kualitas hewan kurban tetap terjaga.

Presiden Global Qurban-ACT Rini Maryani mengatakan, untuk menekan biaya produksi hewan kurban kuncinya adalah pengelolaan yang tepat dengan mengoptimalkan sumber daya lokal. Misalnya mengelola pakan ternak secara khusus menggunakan bahan-bahan bergizi yang mudah ditemukan di dekat LTM.

"LTM dibuat dalam formulasi yang pas untuk menghasilkan hewan sehat dengan biaya yang efisien, perawatan ternak memenuhi standar, ternak diawasi ahli peternakan juga dokter hewan," kata Rini.

Ia menjelaskan, para peternak juga dibekali pengetahuan cara merawat hewan ternak dan manajemen waktunya. Cara seperti ini membuat angka kematian hewan ternak sangat rendah, bahkan nyaris tidak ada hewan ternak yang mati. Sehingga banyak biaya yang bisa dihemat, maka harga hewan kurban dapat terus ditekan.

Global Qurban-ACT juga terus menggali ide-ide untuk penguatan dan pengembangan dalam berbagai sisi pada program kurban. Termasuk penguatan dan pengembangan dari sisi penyediaan hewan. "InsyaAllah kami yakin suatu saat nanti bisa membuat harga hewan kurban di bawah Rp 1 juta, bahkan mungkin bisa diberikan tanpa membayar bagi masyarakat Muslim yang mengabdikan dirinya untuk masyarakat," ujarnya.

Pada Idul Adha tahun ini Global Qurban-ACT menghimpun hewan kurban sebanyak  34.567 ekor kambing dari para pengurban. Hewan kurban disalurkan ke 250 kabupaten/ kota di 34 provinsi yang ada di Indonesia. Hewan kurban juga disalurkan ke 45 negara di luar negeri. Global Qurban-ACT juga menyalurkan 1.031 sapi kurban ke Pulau Lombok dan Sumbawa di Nusa Tenggara Barat.

Penyaluran hewan kurban yang dinilai paling sulit adalah ke wilayah Lombok. Sebab Lombok adalah daerah bencana. Sehingga sulit mencari stok hewan kurban dan penyalurannya harus menghadapi medan yang sulit.

Penyaluran hewan kurban ke wilayah perbatasan di Kabupaten Mahakam Ulu, Anambas dan Natuna juga sulit karena letak geografisnya. Sehingga harus menggunakan berbagai moda transportasi untuk mencapai lokasi kurban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement