Rabu 22 Aug 2018 09:45 WIB

Prof Rokhmin: Kita Perlu Memetik Hikmah Simbolik Idul Adha

Idul Qurban dorong peningkatan ketakwaan dan kepekaan sosial.

Prof Rokhmin Dahuri menyampaikan materi khutbah Idul Adha.
Foto: Dok Pribadi Rokhmin Dahuri
Prof Rokhmin Dahuri menyampaikan materi khutbah Idul Adha.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Idul Qurban atau Idul Adha perlu diambil hikmahnya oleh setiap Muslim. Menurut Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS, pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang paling besar dalam sejarah umat manusia (mengorbankan putranya, Ismail atas dasar takwa dan memenuhi perintah Allah) mempunyai makna dan peran besar bagi peradaban manusia.

 

“Peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim as bersama Nabi Ismail AS, bagi kita umat manusia yang hidup di zaman milenial ini harus dimaknai sebagai pesan (perintah) simbolik dari Allah Azza wa Jalla, yang mengandung pembelajaran (ibrah) supaya kita laksanakan dalam kehidupan keseharian kita,” kata Prof Rokhmin saat tampil sebagai khatib shalat Idul Adha di Lapangan Masjid Al Ihsan, Riset Perkebunan Nusantara, Kampus Taman Kencana, Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/8).

Dalam kesempatan itu, Rokhmin mengupas tema “Implementasi Nilai-nilai Idul Adha Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Untuk Mewujudkan Indonesia yang Maju, Adil-Makmur, Berdaulat, dan Diridhai Allah SWT”. Menurut Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI-Pusat itu, setidaknya, ada tiga ibrah utama agar kaum Muslimin hidup sukes dan bahagia, baik di dunia fana ini maupun di akhirat kelak yang kekal dan abadi.

Pertama,  ketakwaan. Pengertian takwa terkait dengan ketaatan seorang hamba kepada Sang Khaliq  dalam menjalankan setiap perintah dan menjauhi seluruh larangan-Nya.

“Dalam agama Islam, yang dimaksud dengan perintah dan larangan Allah itu tidak hanya berupa shalat, puasa, haji, dan ibadah mahdhoh (hablum minallah) lainnya. Tetapi, juga semua hal yang terkait dengan akhlak dan cara-cara kita berhubungan dengan sesama insan (hablum minannas, muamalah) yang dikerjakan dengan  baik dan diniatkan ikhlas karena Allah semata,” tuturnya.

photo
Jamaah shalat Idul Adha 1439 H memadati lapangan Masjid Al Ihsan, Riset Perkebunan Nusantara, Kampus Taman Kencana Bogor, Jawa Barat.

Kedua, hubungan antarmanusia. Ibadah-ibadah umat Islam yang diperintahkan Tuhan senantiasa mengandung dua aspek tak terpisahkan yakni kaitannya dengan hubungan kepada Allah (hablum minnalah) dan hubungan dengan sesama manusia atau hablum minannas.

”Ajaran Islam sangat memerhatikan solidaritas sosial dan mengejawantahkan sikap kepekaan sosialnya melalui media ritual tersebut,” tutur Menteri Kelautan dan Perikanan RI (2001 – 2004).

Kehidupan saling tolong  dan gotong royong dalam kebaikan merupakan ciri khas ajaran Islam. ”Hikmah yang dapat dipetik dalam konteks Idul Qurban  adalah seorang Muslim diingatkan untuk siap sedia bequrban  demi kebahagiaan orang lain khususnya mereka yang kurang beruntung. Selain itu,  waspada atas godaan dunia agar tidak terjerembab perilaku tidak terpuji seperti keserakahan, mementingkan diri sendiri, dan kelalaian dalam beribadah kepada sang Pencipta,” paparnya.

Ketiga, peningkatan kualitas diri. ”Hikmah ketiga dari ritual keagamaan dalam Idul Adha ini adalah memperkukuh empati, kesadaran diri, pengendalian dan pengelolaan diri yang merupakan cikal bakal akhlak terpuji seorang Muslim,” Rokhmin Dahuri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement