REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa bumi NTB memakan ratusan korban meninggal, ribuan luka-luka, puluhan ribu rumah rusak parah dan ratusan ribu korban mengungsi. Sementara bantuan dari relawan dan pemerintah belum merata ke seluruh posko pengungsi, khususnya titik-titik tersulit untuk dijangkau.
“Baitul Maal Hidayatullah (BMH) berusaha mencapai titik-titik tersulit untuk mendistribusikan logistik di kamp-kamp pengungsi,” kata Kepala BMH Perwakilan NTB, Abdul Kholiq dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (10/8).
Ia menambahkan, Kamis (9/8), BMH mengantar bantuan makanan, selimut, terpal, karpet, selimut ke posko pengungsi di Dusun Murmakem, Batu Lilir, Tanjung, Lombok Utara. Sejak gempa berkekuatan 7 SR melanda NTB Ahad (5/8) lalu, belum ada bantuan yang datang ke lokasi tersebut.
Relawan BMH mesti menempuh jalan yang sangat sulit dijangkau. “Jalan sempit, terjal, dan berkelok-kelok,” ujar Abdul Kholiq.
Ia mengemukakan, sebelumnya di beberapa sisi jalan terjadi longsor yang menutupi akses masuk. Saat BMH datang, longsor sudah dibersihkan oleh pengungsi agar mobil bisa masuk.
Tim BMH mengirimkan bantuan logistik di Dusun Murmakem yang sejak pertama kali gempa belum mendapatkan bantuan.
Pengungsi di kamp lokasi tersebut menyambut gembira kedatangan tim relawan BMH. Mereka bersyukur bantuan akhirnya bisa masuk ke dusun mereka.
"Dari gempa pertama, Ahad (29/7) hingga gempa kedua, Ahad (5/8), belum ada bantuan, tim SAR, atau tim medis yang datang ke lokasi kami. Kami yang evakuasi korban, bangun tenda pengungsi dan lain-lain. Besyukur tidak ada korban jiwa," ujar Ismael (52 tahun), salah satu warga setempat.
Kepada relawan BMH, ia mengucapkan terima kasih banyak atas bantuan yang mereka terima.