REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, memperkirakan kebutuhan hewan kurban di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur mencapai 6.000 ekor. Dari jumlah itu terdiri atas 2.000 ekor dan dibutuhkan 4.000 ekor kamping untuk Hari Raya Idul Adha 2018.
Kepala DKPP Surabaya, Joestamadji di Surabaya, Senin (6/8) mengatakan untuk mencukupi kebutuhan sapi dan kambing dipasok di antaranya dari Kabupaten Bojonegoro, Lumajang, Trenggalek, dan Pulau Madura. "Hewan kurban rata-rata berasal dari daerah di Jatim. Ini dikarenakan hewan kurban dari sana masih aman dari serangan penyakit kuku atau antrhax," tambahnya.
Meski begitu, lanjut dia pihaknya tidak boleh lengah dengan terus melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban pada H-14 Hari Raya Idul Adha. Untuk itu, dia mengatakan, pihaknya akan menerjunkan dokter hewan dari DKPP dan juga melibatkan Persatuan Dokter Hewan Indonesa, Fakultas Kedokteran Hewan Unair dan Universitas Wijaya Kusuma.
Menurut dia, pemeriksaan hewan kurban dilakukan langsung di lokasi tempat pedagang menjual barang dagangannya. Namun begitu tidak semua didatangi, hanya pedagang hewan kurban berskala besar. "Pedagang dengan sapi dan kambing yang jumlahnya banyak kami datangi untuk pemeriksaan kesehatan," ujarnya.
Selama ini, lanjut dia dalam pengawasan hewan kurban, petugas belum menemukan penyakit yang membahayakan. Adapun sebagian besar penyakit yang ditemukan saat pemeriksaan hewan kurban seperti diare, dan cacat berupa tanduk yang patah, kaki keseleo dan lainya.
Terkait apakah ada rencana pihaknya untuk menggelar bursa hewan kurban, Djoestamadji mengatakan tidak ada. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya mempersilakan pedagang hewan untuk berjualan dimana saja selama tidak mengganggu kepentingan umum dan memperhatikan lingkungan sekitar.
Diketahui pedagang hewan kurban sudah mulai marak menggelar barang dagangannya dengan menempati areal kosong di sejumlah wilayah di Surabaya. Seperti terlihat di Rungkut, Sukolilo, Sememi dan lainnya.