Kamis 02 Aug 2018 18:14 WIB

Tugas Ulama Memandu Umat

Memasuki tahun politik, tugas itu dinilai semakin digencarkan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Ulama sangat berperan dalam pembinaan umatnya (Ilustrasi)
Foto: Republika
Ulama sangat berperan dalam pembinaan umatnya (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar menyebut tugas utama Ulama adalah memandu umat. Termasuk dalam tahun politik saat ini, tugas tersebut semakin digencarkan.

"Tentu tugas utama Ulama ini memandu umat. Nah apa yang dipandu? Tentu dengan standar akhlak Islam. Bagi saya tugas ini tetap berlaku di tahun politik," ujar Dahnil, Rabu (1/8).

Menurutnya, tugas utama Ulama ini tidak berubah kapan dan dimanapun Ulama ini berada. Seorang Dai tetap harus memastikan umat serta politisi berpolitik dengan standar akhlak Islam yang baik.

Sederhananya, dalam keseharian umat Islam ini tidak diperbolehkan menebarkan fitnah maupun kebencian. Pun agama tidak dijadikan sekedar komoditaa politik, namun agama dan Islam dijadikan sebagai panduan dalam berpolitik.

"Akhlak Islam ini utamanya penting. Berpolitik harus menggunakan standar akhlak Islam. Islam tidak dijadikan tumpangan saja dalam berpolitik," lanjutnya.

Dahnil pun mencontohkan, saat melakukan dakwah baik Khotbah Jumat atau dalam pengajian, isi ceramah yang diangkat bisa berhubungan dengan politik.

Ulama bisa menjelaskan mengenai sifat-sifat sosok yang dianggap mampu menjadi seorang pemimpin. "Misal, pilihlah pemimpin yang shidiq, amanah, tabligh, dan fatonah. Ini masih masuk dalam dakwah Islam," ucapnya.

Yang menjadi catatan bagi para Ulama di tahun politik seperti ini adalah menghindari kemudharatan yang lebih besar. Utamanya perpecahan antar umat akibat politik.

"Saya tidak ingin mengatakan jika ada Ulama yang menunjukkan pilihan dan dukungan terhadap sosok tertentu itu salah, namun cara seperti itu tidak elok. Bisa saja ada Ulama lain yang pilihannya berbeda, membuat suasana jadi tidak nyaman," lanjut Dahnil.

Setiap orang disebut pasti akan memilih sosok yang dianggap bisa memimpin negeri dan bangsa Indonesia. Syarat-syarat yang harus dilihat dari sosok yang maju nanti adalah dari integritas, rekam jejak, dan integritas.

"Kriteria-kriteria diatas yang baik-baik bisa dimiliki siapa saja," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement