Rabu 01 Aug 2018 12:40 WIB

Saat Jepang Memodifikasi Truk 25 Ton Menjadi Masjid

Masjid keliling menjadi inovasi menyambut Olimpiade 2020.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Truk yang dimodifikasi menjadi masjid keliling di Jepang.
Foto: Japan Times
Truk yang dimodifikasi menjadi masjid keliling di Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Selamat datang di masjid keliling Jepang. Sebuah inovasi baru di Jepang ini adalah sebuah truk besar yang dicat berwarna putih dan biru pada bagian luarnya. Truk berhenti di pelataran stadion Prefektur Aichi dan perlahan ramai untuk dijadikan tempat ibadah.

Inovasi ini juga merupakan persiapan Jepang sebagai tuan rumah dari kejuaran dunia pada Olimpiade Musim Panas 2020. Oleh karenanya, penyelenggara event olahraga dan budaya Tokyo berharap masjid truk membuat pengunjung Muslim di Jepang merasa seperti di rumah sendiri.

CEO Yasu Project atau kepala proyek masjid keliling Jepang, Yasuharu Inoue mengatakan, masjid dibuat karena kemungkinan daya tampung masjid di Jepang yang tidak memadai bagi pengunjung Muslim di Olimpiade 2020. Ia khawatir pengunjung Muslim tidak bisa melakukan ibadah dengan nyaman di Jepang. Masjid keliling ini dapat pindah ke berbagai tempat sesuai kebutuhan.

"Sebagai negara yang terbuka dan ramah, kami ingin berbagi sikap hidup orang jepang omotenashi atau keramahan tanpa pamrih dengan orang-orang Muslim," ujarnya.

Masjid keliling yang pertama dibuat di Jepang ini telah diresmikan pekan ini di luar halaman Stadion Tokyo, tempat sepak bola J-League, Prefektur Aichi yang juga merupakan markas besar perusahaan mobil yang mengoperasikan masjid bergerak ini.

Truk seberat 25 ton itu dimodifikasi hingga membentuk bagian lain pada sisi sampingnya. Dengan luas 48 meter persegi, masjid ini dapat menampung 50 orang untuk shalat. Tempat berwudhu berada di bagian luar.

Mahasiswi Indonesia yang pernah menjadi korban tsunami 2004 juga berpartisipasi dalam upacara persmian. "Masjid mobile ini penting bagi Muslim Jepang dan turis Muslim yang datang ke Jepang. Saya ingin menunjukkannya ke teman-teman saya," kata Nur Azizah (14 tahun), pekan lalu.

Sekitar 100 ribu hingga 200 ribu Muslim diperkirakan tinggal di Jepang. Seorang warga Jepang, Tatsuya Sakaguchi berharap masjid ini membantu membuka wawasan orang dari seluruh dunia.

"Dari luar, mereka yang berada di dalam masjid terlihat sangat gembira," kata direktur perwakilan perusahaan rirel Osaka, Sakaguchi.

Inoue menceritakan awal inspirasi membuat masjid ini saat perjalannnya ke Qatar empat tahun lalu. Awalnya, proyeknya ini menargetkan masjid keliling untuk acara kejuaraan olahraga di Jepang dan luar negeri. Ia berharap proyeknya ini bisa mengisi kekurangan tempat ibadah di Jepang.

"Ke depan, saya akan sangat senang jika orang-orang dari Indonesia, Malaysia, Afrika, Timur Tengah, dan misalnya pengungsi yang datang dari Suriah, dapat menggunakan masjid sebagai alat untuk mempromosikan perdamaian dunia," katanya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement