REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Syarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi mengungkapkan kurs rupiah yang kian melemah mengganggu kegiatan usahanya. Ia mengatakan, daya beli pasar menurun sehingga ia harus menetapkan harga yang lebih rendah.
"Dampaknya tidak secara langsung tapi daya beli pasar kami yang kemampuannya turun," kata Syam, ketika mengunjungi Kantor Harian Republika, Jumat (27/7).
Sebelumnya, Syam bisa menetapkan harga paket umrah Rp 20 juta. Namun, sekarang fasilitas yang sama hanya bisa didapatkan dengan minimal harga Rp 23 juta. Hal ini tentu harus membuat pihaknya mengubah harga-harga yang telah ditetapkan.
Baca juga, Kondisi Ekonomi AS Bawa Rupiah Melemah
Menaikkan harga ternyata bukanlah jalan keluar. Banyak calon jamaah yang akhirnya tidak jadi membeli paket travel yang disediakan pihaknya karena harga yang tiba-tiba menjadi semakin mahal. Cara lain akhirnya dilakukan adalah dengan menurunkan fasilitas yang didapatkan jamaah.
"Mau tidak mau kami turunkan, jadi selama tidak melanggar batas pelayanan minimum Departemen Agama. Peraturan minimum itu seperti jarak, kamar, katering, dan pesawat," kata dia.
Cara lain dapat juga dilakukan, yakni dengan mengatur strategi pemasaran tertentu. Syam mencontohkan dengan memajang harga ketika promosi Rp 18 juta tapi belum termasuk perlengkapan agar terkesan lebih murah. "Akhirnya jadi strategi marketingnya," lanjut dia.