Jumat 29 Jun 2018 15:22 WIB

Mengenal Albania, Negeri Muslim yang Toleran

Banyak orang Albania mengamalkan ajaran Islam.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agung Sasongko
Muslim Albania melaksanakan shalat Idul Fitri di Kota Tirana.
Foto: Reuters/Arben Celi
Muslim Albania melaksanakan shalat Idul Fitri di Kota Tirana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Gemerlap Piala Dunia 2018 dalam partai Swiss versus Serbia diwarnai selebrasi emosional Granit Xhaka dan Sherdan Shaqiri. Dua pemain Swiss yang merupakan imigran asal Albania tersebut membentuk serupa elang dengan tangannya usai mencetak gol ke gawang Serbia. Lambang tersebut merupakan bendera resmi Albania.

Xhaka dan Shaqiri merupakan pemain asal Kosovo yang hijrah ke Swiss karena konflik dengan Serbia, Kosovo yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada 2008 tersebut sempat tegang karena Serbia tak mau mengakui kemerdekaan negeri balkan tersebut.

Nama Kosovo berarti burung sikatan hitam. Nama ini juga diambil dari Lahan Kosovo (Kosovo Polje), sebuah lahan di bagian timur Kosovo dan tempat terjadinya pertempuran Kosovo pada 1389 antara Serbia dan Kesultanan Utsmaniyah.

photo
Muslim Albania

Pemerintah Utsmaniyah menamakan sebuah provinsi (Vilayef) yang mencakup Kosovo dan sekitarnya dari lahan tersebut. Mayoritas warga Kosovo berasal dari ras Albania yang umumnya merupakan mayoritas Muslim. John L Esposito me nulis, penggalian arkeologis di Butrint, sepanjang Laut Adriatik dekat perba tasan Albania dan Yunani menunjukkan bahwa Albania dihuni mula-mula oleh suku Kaon. Suku ini mendiami kawasan tersebut sejak 800 hingga 600 SM.

 

Albania yang juga dikenal dengan sebutan Illyria pernah diserang orang Yunani, Romawi, Bizantium, dan Turki. Di Butrint, masih ada amfiteater indah peninggalan Romawi yang berasal dari abad kedua. Di dekatnya terdapat makam-makam Utsmaniyah bercirikan tulisan Arab dari abad ke-15.

Sultan Muhammad II mengalahkan Skanderberg yang memberontak kepada Ottoman pada 1479. Kecuali pada awal abad ke-19 saat Ali Pasha mendirikan kerajaan berumur pendek, Albania nyaris menjadi bagian dari Kesultanan Turki Utsmani hingga 1912. Selama itu, banyak orang Albania mengamalkan ajaran Islam. Namun, sebagian di antaranya memilih Gereja Ortodoks dan lainnya memilih Katolik Roma.

photo
Puluhan keluarga Yahudi diselamatkan Muslim Albania

Albania sempat menjadi markas kaum Bektashiyah pada awal abad ke- 20. Pada 1928, ketika Kemal Attaturk memimpin sekularisasi di Turki, mereka lantas diusir. Pemimpin mereka, Salih Dedei, hijrah ke Albania dan menetap di Tirana. Pada Perang Dunia II, Albania terkenal dengan semangat toleransinya.

Rakyat Albania menolak untuk menyerahkan tiga rataus anggota komunitas Yahudi kepada Nazi Jerman. Perlindungan yang diberikan dari tetangga Muslim dan Kristen Ortodoks kepada warga Yahudi tersebut membuat hanya lima orang Yahudi Albania yang tewas.

Albania juga sempat menderita di bawah rezim komunis pada 1944-1990. Enver Hoxha mendeklarasikan Albania sebagai negara ateis pertama di dunia. Rezim Hoxha menutup ribuan rumah ibadah dari masjid, gereja hingga biara. Para pemeluk agama yang tertangkap basah mengenakan simbol agama lantas dihukum penjara 10 tahun.

Pada 1991, tidak lama setelah kebebasan beribadah dibuka kembali, lebih dari 15 ribu orang berkumpul di dalam dan di sekitar Masjid Ethem Bey di pusat Kota Tirana. Untuk pertama kalinya dalam 24 tahun terakhir, mereka bisa beribadah secara legal.

photo
Muslim Kosovo

Albania kemudian menjadi negara OKI pada awal 1922. Banyak di antara bangsa Albania yang tinggal di Kosovo juga mendeklarasikan kemerdekaan Republik Kosovo dari kekuasaan Serbia. Albania menjadi satu dari negara yang mengakui kemerdekaan Kosovo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement