REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imam Nur Suharno
Pemimpin itu ibarat hati dalam tubuh. Artinya, kebaikan dan keburukan seorang pemimpin itu akan turut memengaruhi kehidupan masyarakat yang dipimpinnya. Jika hati (pemimpin) baik maka baiklah anggota badan (masyarakat) yang lain. Jika hati (pemimpin) rusak maka rusak pula yang lainnya (masyarakatnya).
Ibnul Qoyyim dalam mukadimah kitabnya, Ighotsatul Lahfan min Mas ho'id asy-Syaihton, mengatakan, "Karena hati bagi segenap anggota tubuh laksana raja (pemimpin) yang mengatur bala tentaranya. Semua perbuatan berasal darinya dan atas perin tah nya. Dia bebas menggunakannya sesuai keinginannya sehingga semua nya berada di bawah kekuasaan dan perintahnya. Dialah yang menyebabkan keistiqamahan dan kesesatan. Kekuatan keyakinan dan kelemahan tekad akan mengikutinya.
Dari an-Nu'man bin Basyir RA, Nabi SAW bersabda, "Ingatlah bahwa di dalam tubuh itu ada segumpal da ging. Jika ia baik maka baik pula selu ruh jasad. Jika ia rusak maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati." (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam konteks kepemimpinan, hadis di atas menegaskan bahwa kebaikan (kesalehan) dan keburukan seorang pemimpin akan memberikan pengaruh dalam kehidupan masyara kat, bahkan berpengaruh pula terha dap makhluk lain selain manusia.
Hasan al-Qashab menyebutkan, kesalehan Khalifah Umar bin Abdul Aziz sebagai seorang pemimpin telah me mancarkan rahmat tidak hanya ke pada rakyatnya, tetapi juga kepada binatang. Diriwayatkan, selama ke pe mimpinan Umar bin Abdul Aziz, serigala dan domba hidup berdampingan dalam satu padang.
Ketika ditanya bagaimana mungkin serigala itu tidak menyerang domba, sang peng gembala menjawab, "Bila kepala baik maka seluruh badan juga akan baik." Kehancuran dan kegagalan suatu bangsa juga dipengaruhi oleh pemimpin, orang-orang yang memiliki pengaruh, dan orang-orang kaya di ne geri tersebut. Maka dari itu, waspadalah, dan waspadalah!
Alquran menyatakan (QS al-Isra [17]: 16), jika Allah berkehendak menghancurkan suatu negeri akibat dosa-dosa dari penduduknya, Allah perintahkan kepada orang kaya, orang yang memiliki pengaruh, dan para pemimpin di negeri itu untuk taat kepada-Nya. Dan ketika mereka menolak taat, maka rakyat di negeri itu mengikuti mereka dalam bermaksiat sehingga turunlah siksa Allah kepada semuanya. Walhasil, semua penduduk di negeri itu dibinasakan dan dihan curkan dengan sehancur-hancurnya.
Semoga Allah membimbing para pemimpin di negeri ini agar selalu taat kepada-Nya sehingga mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan untuk masyarakat dan makhluk lain di negeri ini. Amin.