Kamis 31 May 2018 04:52 WIB

Soal Pencatutan Nama, Gus Ab: Kami Jaga Imbauan PBNU

Warga NU harus lebih cerdas dalam berpendapat

Pilkada (ilustrasi)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Pilkada (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ramai berita pencatutan dukungan PCNU Kota Kediri melalui gambar berisi foto dan mengatasnamakan PCNU Kota Kediri untuk dukungan terhadap pasangan tertentu

Bantahan langsung dikeluarkan Ketua PCNU Kota Kediri Gus Ab  dengan menyatakan gambar tersebut hoax, pun demikian Sudjono Teguh Wijaya, Calon Wakil Wali Kota Kediri, menyatakan bahwa pihaknya merasa tidak membuat gambar tersebut.

“Kami tidak akan terlibat dalam politik praktis sesuai amanah para ulama sepuh dan imbauan PBNU. Secara pribadi, kami persilakan memberikan dukungan dalam Pilkada Serentak nanti, namun harus menjaga norma agama,” jelas Gus Ab, ditemui saat menggelar program Berkah 1001 Takjil PCNU bersama Pertamina, bertempat di depan TMP Kota Kediri, Jl. PK Bangsa, dalam siaran persnya, Selasa (30/5).

Polemik dukungan ini membuat Rois Syuriah PCNU Kota Kediri KH Abdul Hamid angkat bicara, "Betul, banyak warga nahdliyyin menanyakan ke saya selaku Rois Syuriah PCNU Kota Kediri terkait politik yang berkembang di masyarakat," ujarnya pada wartawan di Kediri (30/5).

KH Abdul Hamid menjelaskan bahwa Masyayikh dan Para Kyai se-Kota Kediri yang juga notabene Pengurus NU dimasing-masing tingkatan memang menghendaki Gus Aiz untuk mencalonkan diri sebagai Walikota Kota Kediri karena banyak pertimbangan, dan sepenuhnya melihat dinamika masyarakat Kota Kediri selama satu dekade belakangan ini, masyarakat menghendaki adanya perubahan.

Gus Aiz sendiri saat ini menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU. Jadi politik dalam NU itu hal biasa. 

Aturan PKPU sudah jelas, PCNU sebagai organisasi tidak bisa dijadikan kendaraan politik, dan itu menjadi tugas dan urusan partai politik, wajar jika NU sebagai organisasi bersikap netral. 

KH Abdul Hamid yang dikenal karismatik ini berpesan kepada Warga NU untuk menggunakan hak pilihnya dengan sebaik baiknya,

"Berbeda dengan aspirasi politik, warga NU di Kota Kediri memiliki hak pilih, dan hak pilih ini harus digunakan sebaik-baiknya sesuai aspirasi warga NU itu sendiri, Warga NU harus lebih cerdas dalam berpendapat dan menyampaikan aspirasinya agar tidak membingungkan masyarakat, dengan tetap menjaga akhlakul karimah" tutupnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement