REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Esther anak pertama dari dua bersaudara. Adik laki-lakinya sudah bersyahadat lebih dulu pada 2006. "Orang tua awalnya tidak menerima hal itu. Akhirnya menerima walaupun dengan berat hati," ungkapnya.
Pada tahun 2016 hidayah mendatangi Esther. Namun, ia menyembunyikan identitas barunya sebagai Muslim dengan pertimbangan orangtua. Kebetulan ia tinggal di kota yang berbeda. "Jadi saya bisa menjalankan kewajiban saya sebagai seorang Muslim, yakni shalat dan puasa tanpa orang tua harus mengetahuinya," kata dia.
Diungkap Esther, ada satu momen dimana ia berpuasa namun harus pulang ke rumah orang tua. Yang bisa Esther lakukan saat itu adalah mencari alasan agar bisa keluar dari rumah.
"Saya baru kembali setelah berbuka puasa. Agar bisa Shalat dan saya tidak disuruh makan," kata dia.
Esther sudah dua kali melalui Ramadhan. Saat puasa, ia menjalaninya dengan senang hati. Baginya berpuasa adalah pengalaman yang baru."Yang menjadi kesedihan saya adalah saat Idul Fitri,ketika umat Islam lainya bersilaturahim dan berkumpul dengan keluarga lalu shalat Ied bersama. Saya justru sendirian. Shalat Id sendiri, di kos juga sendiri karena teman-teman mudik semua," kata dia.
Namun baginya, hal tersebut hanya sedikit kesusahan yang dialaminya karena memutuskan menjadi Muslim. Lainya, ia merasa meraih kebahagiaan lebih banyak. "Saya sudah bisa belajar menahan emosi. Menahan lapar dan haus. Jadi tahu seperti apa mereka yang menahan haus dan lapar," kata dia.
Pada Ramadhan tahun ini, orangtuanya sudah mengetahui bahwa Esther sudah menjadi Muslim. Walaupun belum bisa menerima sepenuhnya. "Harapan saya selalu, Allah akan melembutkan hati beliau sehingga bisa menerima Hidayah dari Nya," doanya.
"Dan juga saya masih diberi kesempatan Allah bertemu bulan suci ini lagi, sehingga saya bisa bermunajat kepada Allah dengan lebih intens dan khusyuk hanya untuk mengharapkan keridhaan, ampunan dan hidayah-Nya agar tetap istiqomah dalam keimanan saya ini sekarang."
Yang menambah kebahagiaan di bulan suci, Esther sudah bisa membaca Alquran walau belum lancar. Harapanya agar bisa menikmati khatam Alquran. "Alhamdulillah saya juga berbahagia bisa berkumpul bersama-sama di MCI Jawa Timur, ini menambah semangat saya untuk terus belajar Islam dan banyak saudara-saudara yang saling menguatkan keimanan ini," kata dia.