Rabu 02 May 2018 07:05 WIB

Wapres Iran Ingatkan Peran Perempuan Sebarkan Islam Moderat

Perempuan mampu memberi warna dan semangat hidup.

Wakil Presiden Iran Bidang Keluarga dan Urusan Wanita, Masumeh Ebtekar saat menghadiri kegiatan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendikiawan Muslim Dunia tentang Islam Wasathiyyah di Hotel Novotel, Bogor, Selasa (1/5).
Foto: Republika/Muhyiddin
Wakil Presiden Iran Bidang Keluarga dan Urusan Wanita, Masumeh Ebtekar saat menghadiri kegiatan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendikiawan Muslim Dunia tentang Islam Wasathiyyah di Hotel Novotel, Bogor, Selasa (1/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wakil Presiden Iran untuk Perempuan dan Keluarga, Masoemeh Abtekar mengingatkan peran perempuan dalam menyebarluaskan konsep Islam wasatiyah (moderat).

"Perempuan memiliki kemampuan monitoring yang dapat mempromosikan dialog yang konstruktif, dan dapat memberikan pemahaman di antara masyarakat," kata Masoemeh dalam forum diskusi Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia tentang Islam Wasatiyah, di Bogor, Selasa (1/5).

Menurut Masoemeh, di dalam Islam, laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki peran. Tapi khusus perempuan memiliki hak dan tanggung jawab khusus yang telah diatur dalam Islam.

"Peran perempuan tidak sebatas sebagai keberlangsungan kehidupan (biologis), tetapi memberi warna dalam kehidupan, dan semangat hidup. Tugas perempuan mendidik dan mempertahankan kehidupan anaknya. Tetapi tentu peran laki-laki tidak bisa dilupakan, menjadi pelengkap dalam sebuah keluarga," katanya.

Ia mengatakan Islam sangat menghargai peran perempuan, sebagai mana Rasulullah SAW telah memuliahkan perempuan, memiliki anak perempuan Fatimah yang menjadi teladan bagi semua wanita. Kini, katanya, perempuan mampu bangkit dalam segala hal, menguasai ilmu pengetahuan, menjadi apa saja yang diinginkan, seperti di Iran, banyak perempuan aktif di dunia pendidikan.

Ia menambahkan mempromosikan Islam wasatiyah bukan hanya dalam geografis sejarah, tetapi kemampuan kehidupan, kemampuan menggunakan teknologi digital, meningkatkan kemampuan membaca, dan logika. "Contoh Islam moderat ini perlu kita kembangkan kepada anak-anak muda kita, dengan dialog dan interaksi, membawa generasi muda memahami Islam wasatiyah, dan perempuan bisa memainkan perannya disini," katanya.

Masoemeh menjadi salah satu pembicara perempuan dalam acara dialog dan diskusi sesi pertama KTT ulama dan cendekiawan Muslim dunia. Selain Masoemeh, sejumlah pembicara lainnya juga ikut menyampaikan pendapat dan pandanganan tentang Islam wasatiyah, seperti Abdullah M Al Matouq dari Kuwait dan Ahmed Bin Mohammad Al Jarawn (PEA) selaku presiden Global Council for Tolerance and Peace/ Former Speaker of the Arab parliament. Diskusi ini dimoderatori Secretary General of Muslim Council of Elders H.E Ali Rashed Al Naumi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement