REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Grand Syekh Al-Azhar, Ahmad Muhammad ath-Thayeb bertemu dengan ratusan alumni Al Azhar Indonesia di Solo, Jawa Tengah, Selasa (1/5) malam. Grand Syekh duduk di panggung bersama Prof Quraish Shihab, Menteri Agama Lukman Hakim, Rektor Universitas Al Azhar Mesir, dan Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar Cabang Indonesia, Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB).
TGB memberikan kata sambutan sebelum Grand Syekh. Menariknya, sambutan yang dilakukan TGB seluruhnya dengan menggunakan bahasa Arab. Tercatat, sekitar 12 menit TGB menyampaikan sambutannya ini.
TGB mengatakan, Indonesia dan Mesir memiliki hubungan yang sangat erat. Selayaknya seorang murid, kehadiran Grand Syekh memberikan kegembiraan dan kebahagiaan bagi alumni Al Azhar.
"Selamat datang di Indonesia, negara kalian yang kedua, anak-anak di Indonesia rindu pada kunjungannya yang ketiga, keempat, dan seterusnya, kunjungan Grand Syekh selalu menggembirakan kami, kehadiran beliau beri kebahagian bagi kita semua," ujar TGB.
Dalam kesempatan ini, TGB juga menjabarkan tiga nasihat yang grand syekh pernah dipesankan kepada dia. Pertama, Grand Syekh meminta setiap alumni Al Azhar di seluruh dunia membuat sebuah manajemen informasi yang mencakup seluruh alumni dan kegiatannya. Hal ini akan memberikan gambaran tentang aktivitas dan kemampuan alumni di setiap tempat dalam menyampaikan misi Al Azhar, yakni misi moderasi Islam.
Poin kedua, Grand Syekh meminta setiap alumni Al Azhar menyampaikannya dengan semangat moderat memberikan gambaran Islam yang benar dan membangun hubungan yang baik dengan seluruh ormas Islam, baik nasional dan internasional yang memiliki pandangan sama, pandangan yang moderat.
"Ketiga, saya ingat saat itu grand syekh telah meminta kepada kami untuk selalu ingat alumni Al Azhar di dalam masyarakat ikut kontribusi positif," lanjutnya.
Alumni Al Azhar juga dipesan tidak menyerap nilai-nilai kearifan lokal dan kebudayaan setempat selama itu tidak bertentangan dengan syariat Islam. "Seperti diingatkan beliau Islam tidak suka adanya bibit-bibit perpecahan di tengah masyarakat, tapi (alumni Al Azhar) bisa memberikan motivasi untuk komunikasi yang positif bagi masyarakat. Saya ingat nasihat ini karena saya menganggap ini sangat penting bagi kita semua agar menjadi titik tolak bagi kita dalam usaha dakwah dan gerakan kebangsaan kita," ucapnya.
TGB juga menyampaikan sekitar 30 ribu alumni Al Azhar di Indonesia berperan dalam menjadi duta Al Azhar dalam setiap bidang masing-masing. "Di depan Guruku (grand syekh) semua, mereka adalah duta-duta Al Azhar di Indonesia," ucapnya.
Kata TGB, ilmu-ilmu yang didapat para alumni Al Azhar turut mengisi kontribusi di berbagai macam ruang perkhidmatan yang ada di negeri ini. TGB mengenalkan lintas profesi yang menjadi ruang pengabdian para alumni Al Azhar di Indonesia, mulai dari pedagang, hingga pengusaha.
Saat TGB menyebutkan ada juga alumni Al Azhar yang menjadi gubernur, isi ruangan mendadak riuh dengan tepuk tangan yang meriah. Maklum saja, selain sebagai Ketua OIAA dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW), TGB merupakan Gubernur NTB dari periode 2008 dan akan berakhir pada tahun ini.
"Ilmu yang mereka dapatkan dan ada diantara mereka yang menjadi pedagang, dosen, profesor, politikus, anggota dewan, dan juga Gubernur. Mereka semua dengan kemampuan berbeda, mereka berbangga dengan Al Azhar," kata TGB.