REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) mengundang Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menghadiri silaturahmi akbar ulama dan alumni al-Azhar Indonesia yang akan dihadiri Grand Syekh al-Azhar Ahmad M al-Tayyib di Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (1/5). Undangan ini langsung disampaikan Gubernur NTB tersebut kepada Kiai Said Aqil di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (26/4).
"Saya datang mengundang secara resmi Pak Kiai Said dan meminta kesediaan memberikan sambutan," ujar TGB.
TGB menyampaikan, ada kesesuaian manhaj Ahlussunnah waljamaah yang berkembang di Indonesia dengan NU menjadi lokomotif terdepan dengan manhaj Wasatiyatul Islam yang diusung Universitas al-Azhar. "Dua eksperimen ini saling melengkapi, sesungguhnya manhaj Ahlussunnah waljamaah yang menjaga Indonesia, dan Wasatiyah al-Azhar yang menjaga Mesir. Alhamdulillah Mesir sampai sekarang tidak seperti negara-negara sekitarnya yang perang saudara," ujarnya.
Ia menyebutkan, NU merupakan warisan dan amanah dari para ulama sehingga bukan hanya warga NU, melainkan umat Islam di Indonesia berkewajiban juga untuk menjaga dan merawatnya. "Bagi saya, banyak sekali nilai-nilai yang diwariskan, khususnya bagi generasi kita menunjukkan Wasatiyah dan Ahlussunnah waljamaah, rasanya itulah yang kita perlukan sekarang," katanya.
TGB yang juga Ketum PBNW mengaku belajar banyak dari NU dalam berbagai hal, khususnya dalam memperkokoh basis-basis ekonomi umat. TGB mengaku sepakat dengan Kiai Aqil Siraj dalam perlunya menjaga masyarakat agar jangan sampai tergerus liberalisasi kebijakan ekonomi.
"Banyak hal yang bisa kami dapatkan dan rasanya NU harus bisa terus jadi pengayom bagi ormas-ormas Islam yang ada di Indonesia," kata TGB menambahkan.