Selasa 17 Apr 2018 16:23 WIB

Nigeria Peringati Pendiri Markaz

El-Ilory merupakan seorang penulis Muslim Arab.

Muslim Nigeria
Muslim Nigeria

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Nigeria memperingati ulang tahun ke-100 salah satu pemikir Muslim terkenal dari Afrika, Sheikh Adam Abdullahi El-Ilory. Peringatan tersebut dikemas dalam kegiatan yang berlangsung selama satu pekan di ibukota Nigeria, Lagos.

Dilansir di Anando Agency, Selasa (17/4), El-Ilory merupakan seorang penulis Muslim Arab. Ia juga pendiri sekolah terkemuka di negara itu, Markaz.

Ia lahir pada 1917 dan meninggal pada 1992. Ia terkenal sebagai seorang kritikus sosial yang tak kenal takut. Ia juga terkenal karena penguasaannya atas eksegese, sejarah, dan filsafat Alquran. El-Ilory seorang alumni Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir.

Sultan Satoko ke-20, Sa'ad Abubakar III beranggapan bukan suatu kebetulan Syekh El-Ilory datang hampir 100 tahun setelah kepergian Syeikh Uthman Bin Fodio.

Mereka berdua berbagi banyak kesamaan dan mereka meninggalkan warisan pemikiran dan pendidikan Islam, kata Sa'ad Abubakar III.

Abubakar memimpin acara peringatan 100 tahun itu dihadapan Presiden Senat Abubakar Saraki, gubernur dan beberapa anggota parlemen negara bagian dan federal.

Abubakar menegaskan pembangunan dan sains dimulai dari ummah (komunitas) Muslim. Itulah warisan yang diwarisi dan dikemukakan oleh almarhum syekh.

Namun di manakah (para Muslim) hari ini? Kita perlu mengevaluasi kembali diri kita dan menelusuri kembali langkah kita, ujar dia.

Ia mengingatkan dunia terus berkembang. Perkembangannya tidak menunggu apapun. Dengan demikian, tugas Muslim mempromosikan warisan pengetahuan Islam.

Kepala alumni Markaz, Yusuf Jumah mengumumkan proposal untuk mendirikan universitas untuk menghormati pemikir Muslim tersebut. Ia juga menyerukan kepada otoritas Nigeria dan komunitas bisnis untuk berkontribusi.

Aspirasi kami adalah untuk mempertahankan warisannya dan membawanya ke tingkat berikutnya, ujar dia.

Jumah juga berkeinginan mempromosikan beasiswa dan penelitian, dan membangun lebih banyak infrastruktur untuk mengakomodasi banyak siswa. Serta, meningkatkan status tempat belajar tersebut menjadi lembaga tersier.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement