REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Citra Indonesia sebagai negara Muslim terbesar menjadi poin tersendiri bagi para pelaku usaha di Kota Tlemcen. Keinginan mereka untuk menjalin hubungan dagang dengan para pengusaha dari Indonesia begitu kuat.
Langkah ini mereka nilai sangat penting untuk bersama-sama menumbuhkan kawasan berpenduduk Muslim sebagai titik penting dalam perekonomian dunia. Presiden Kadin Tlemcen, Amine Lachachi, menyatakan, Indonesia memiliki banyak produk yang dibutuhkan kota tersebut.
Para pengusaha di Tlemcen mengakui lebih mantap menjalin hubungan dengan Indonesia. Sebab, sama-sama memiliki latar belakang agama Islam. Nilai-nilai keislaman inilah yang diyakininya bisa menjadi perekat hubungan di antara kedua titik peradaban Islam tersebut.
Hal ini pun diakui oleh Kara Ali Fethi, seorang pengelola pabrik kopi terbesar di Kota Tlemcen, Africafe. Dengan latar belakang Islam, pihaknya mengaku memilih menggunakan kopi yang dihasilkan para petani Indonesia.
Saat ini, pabrik kopi yang dikelolanya memproduksi sekitar 1.500 ton bubuk kopi per tahun. Sekitar 30 persen biji kopinya, kata dia, datang dari Indonesia. Sebenarnya, banyak negara lain di dunia yang menghasilkan biji kopi, seperti Ethiopia dan Brasil.
Perjuangan untuk bisa mendapatkan biji kopi dari Indonesia bukanlah perkara mudah. Fethi mengaku sudah pernah datang langsung ke Indonesia untuk menemukan komoditas tersebut. Upaya ini ditempuhnya untuk bisa mendatangkan langsung kopi dari Indonesia dalam jumlah besar.
Namun, hingga saat ini, usahanya belum membuahkan hasil. Fethi mengatakan, dia masih mendapatkan biji kopi dari pasar kopi dunia di negara-negara Eropa. Dengan demikian, harga kopi yang diperolehnya pun lebih mahal daripada mendatangkan langsung dari negara asalnya.
Namun demikian, alternatif itu pun dia pilih untuk bisa terus menghubungkan jalinan persahabatan di antara Tlemcen sebagai ibu kota kebudayaan Islam dan Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.