REPUBLIKA.CO.ID BANDUNG -- Ribuan jamaah menghadiri tabligh akbar Ustaz Abdul Somad di Masjid Raya Bandung, Jawa Barat (Jabar), Jumat (30/3). Tabligh akbar di masjid ini menjadi awal dari safari dakwah Ustaz Somad di Bandung Raya yang akan berlangsung hingga Ahad (1/4).
Berdasarkan pantauan Republika, jamaah sudah memadati Masjid Raya Bandung sejak bakda shalat Jumat. Mereka sabar menunggu kehadiran ustaz asal Riau itu yang memulai tausiyahnya pada sekitar pukul 16.30 WIB.
Namun, karena masjid yang luas itu tak mampu menampung semua jamaah, ribuan jamaah perempuan pun rela mendengarkan tausiyah Ustaz Somad di halaman masjid dengan lesehan di atas rumput sintetis. Saat Ustaz Somad hadir, banyak jamaah perempuan yang histeris dan menangis.
Tak hanya dari Bandung, banyak jamaah yang datang dari beberapa daerah di Jawa Barat. "Saya sudah sering mendengar ceramah beliau di Youtube. Jadi, pas tahu beliau ke Bandung ya saya datang ke sini," kata Ayu Sri Rahayu, warga Cisompet, Pamengpeuk, Garut.
Menurut Ketua Panitia Muslim Independent Movement (MIM) Andrey Syamsudin, antusiasme masyarakat Bandung untuk menghadiri majelis taklim cukup tinggi. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan Ustaz Somad memilih Kota Bandung dalam safari dakwahnya kali ini.
Andrey mengatakan, untuk mengantisipasi membeludaknya jamaah, ia pun sudah melakukan antisipasi dengan menyiapkan beberapa kantong parkir bagi jamaah yang hadir. Di antaranya, kantong parkir yang berada di basement Masjid Raya Alun-alun Bandung, lahan parkir eks Palaguna Lapangan Belakang Pendopo, basement Parahyangan, dan basement Yogya Kepatihan.
Sementara untuk jamaah dari luar kota, kata dia, bisa menurunkan jamaahnya di Masjid Agung. "Kemudian parkir busnya kita sediakan di Lapangan Tegalega Timur, begitu mau pulang bus kembali menjemput jamaah di Masjid Agung," katanya.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menyambut baik safari dakwah Ustaz Somad di Bandung Raya selama akhir pekan ini.
"Kami bersyukur bisa bersilaturahim sebagai inti dakwah karena akan melahirkan rezeki yang besar dan panjang umur. Saya menjamu makan siang karena nanti jadi fitnah mengapa ada gubernur Lc tidak menyambut ustaz yang Lc juga," demikian kelakar gubernur yang akrab disapa Aher itu saat memberikan sambutan pada acara jamuan makan siang untuk Ustaz Somad dan rombongan, Jumat.
Aher menegaskan, tak ada unsur politik dalam jamuan makan siang ini. "Tak ada unsur politik karena dari awal kita sudah meyakini politik bagian dari agama,’’ katanya.
Menurut Aher, ia merupakan gubernur pertama yang bergelar Lc. Ustaz Tuan Guru Bajang (Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi--Red) yang sama-sama bergelar Lc pun, lanjut Aher, menjadi gubernur setelah dirinya.
Sementara Ustaz Somad dalam sambutannya mengatakan, pada 10 tahun lalu ia mendengar ada Lc yang menjadi gubernur, yakni Aher. Sebagai sesama tokoh bergelar Lc, ia pun menaruh harapan besar kepada Aher yang berhasil menjadi pejabat publik.
‘’Saya hanya bisa mendoakan dan berharap Allah memberi kebaikan pada Kang Aher di masa depan. Kebaikannya tak hanya dimiliki rakyat Jabar, tapi semua umat Islam di seluruh Indonesia," ujar Ustaz Somad.
Ia mengaku sangat mendukung semua orang yang memiliki kepedulian terhadap politik. "Politisi Muslim itu yang menjadi motivasi mereka maju sebagai politisi karena ingin mengubah umat," kata ulama lulusan Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir ini.
Menurut dia, politik merupakan bagian dari agama. Jadi, mengelola APBD menjadi bagian dari ibadah. "Perbaikan pendidikan, memperbaiki kesejahteraan petani itu merupakan tanggung jawab kita pada umat," katanya.
Aher menanggapi hal tersebut dengan positif. Ia mengatakan, sebagai seorang Muslim yang beriman kepada takdir, ia yakin seluruh kejadian terjadi atas kehendak Allah SWT. (Pengolah: wachidah handasah).