REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Azyumardi Azra menilai secara umum kerukunan hidup bergama di Indonesia itu baik. Namun, kasus-kasus intoleran di Indonesia harus tetap diwaspadai dan harus terus memperkuat kerukunan antar umat beragama.
Pasalnya, kata dia, meskin pun saat ini Indonesia sedang rukun, di masa yang akan datang bisa saja berubah dengan kondisi politik ataupun kondisi sosial ekonomi.
"Karena itu pesan-pesan kerukunan hidup beragama seperti saling menghormati dan menghargai itu harus senantiasa disosialisasikan, tidak hanya oleh pemimpin agama yang berbeda, tapi oleh pemimpin politik, sosial dan budaya," jelas Azyumardi.
Dia mengatakan, kerukunan yang selama ini dijaga bisa saja berubah dengan adanya politisasi agama, sehingga harus tetap diwaspadai. Apalagi, tahun ini merupakan tahun politik. "Karena meskipun kerukunan adalah cukup baik itu bisa buruk karena politisasi agama misalnya. Apalagi ini tahun politik, tahun Pilkada dan Pilpres tahun depan," ujarnya.
Azyumardi menjelaskan lebih lanjut bahwa survei yang dilakukan Balitbang Menteri Agama tersebut bisa mendorong masyarakat untuk terus mensosialisasikan kerukunan umat beragama di Indonesia. Karena itu, kata dia, penguatan kerukunan ini juga memerlukan pendekatan yang konfrehensif.
"Ini tidak hanya tugas dari kepemimpinan agama tapi juga tugas dari pemerintah. Pemerintah dalam hal ini misalnya menciptakan keadilan ekonomi. Karena semakin banyak orang yang tertinggal dalam kesejahteraan, maka ini semakin potensial akan menciptakan keresahan sosial atau juga kekerasan sosial," jelasnya.