REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama, Sri Ilham Lubis mengungkapkan peluang bisnis makanan dan minuman Indonesia di Arab Saudi terbuka lebar. Hal itu karena kuota jamaah haji Indonesia saat ini mencapai 221 ribu jamaah dan jamaah umrah sekitar 850 ribu per tahun.
Apalagi, menurut dia, ada ratusan ribu warga ekspatriat yang bekerja di Arab Saudi. "Ini merupakan pasar yang cukup menjanjikan bagi produk makanan dan minuman Indonesia," ujar Sri dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (12/3).
Hal ini disampaikan Sri setelah Kementerian Agama (Kemenag) dan KJRI Jeddah menggelar pameran produk makanan dan minuman khas nusantara untuk Jamaah haji Indonesia di Kantor Teknis Urusan Haji Jeddah pada tanggal 10-12 Maret 2018.
Pameran tersebut diikuti sembilan perusahaan dan importir yang bergerak dalam bidang ekspor impor produk makanan, bumbu masak dan minuman Indonesia di antaranya adalah Sami Al-Katsiri Trading Establishment, Salim Bawazir Trading Company, Pinehill Food Arab Limited/Indofood, Al-Ghamah, MBT, Mizanain, Asosiasi Bumbu Cita Rasa Nusantara, Al Raqeeb dan produsen tahu tempe Manalagi.
Menurut dia, para pengusaha katering antusias menyambut pelaksanaan pameran produk-produk Indonesia. Hal ini ditandai dengan banyaknya pengunjung yang memenuhi seluruh stand pameran. "Sebagian besar mereka merupakan para pengusaha dan penyedia layanan katering yang selama ini melayani jamaah Indonesia baik untuk umrah maupun haji," ucap Sri.
Ketua Tim Katering Kementerian Agama Ahmad Abdullah Yunus meminta penyedia layanan katering menyampaikan komitmennnya untuk menggunakan bumbu masakan atau produk yang berasal dari Indonesia sehingga jamaah haji Indonesia bisa terlayani dengan baik.
"Ini untuk menjawab harapan dan keinginan sebagian besar jamaah haji Indonesia yang selama ini menginginkan kualitas dan cita rasa nusantara," kata Ahmad.