REPUBLIKA.CO.ID, Setiap sistem ekonomi butuh kerangka budaya dan akademis yang menentukan standar kualitas produk dan menguraikan tujuan utamanya. Kepercayaan pelanggan terhadap produk dan proses produksi bergantung pada standar tertentu. Khususnya, keselarasan, kepentingan, hak konsumen, dan daya tanggap terhadap kebutuhan konsumen yang terus berkembang.
Hal itu untuk memverifikasi kualitas dan mendapatkan kepercayaan konsumen. Sepanjang sejarah, pasar berusaha menyatukan standar.
Isu standardisasi menjadi prioritas penting bagi setiap sistem ekonomi baru atau yang sudah ada. Tujuannya, mendapatkan kredibilitas dan serapan.
Setelah mencapai langkah signifikan sejak diluncurkannya Dubai: Modal Inisiatif Ekonomi Islam pada 2013, ekonomi Islam berada di persimpangan jalan. Sebab, ekonomi Islam berusaha memperluas penawaran dan terjun ke sektor yang belum dipetakan.
Dilansir di Khaleej Times pada Ahad (11/3), ketika menyangkut standarisasi ekonomi Islam, pertanyaan yang paling penting, yakni apa perbedaan antara standar halal dan standar internasional lainnya? Mengapa kita butuh standar halal yang khas? Apa nilai standar halal yang bisa menambah usaha mendorong ekonomi Islam?
CEO Pusat Pembangunan Ekonomi Islam Dubai Abdulla Mohammed Al Awar beranggapan, kendati standar kualitas konvensional bagus, tetapi tidak cukup ketat. Alih-alih memverifikasi kualitas suatu produk di pasar, standar halal memastikan kualitas sejak awal proses produksi. Seperti pemenuhan hak konsumen, perlindungan kesehatan, konservasi sumber daya dan lingkungan. Itulah perbedaan pertama di antara konvensional dan halal.
Kedua, alih-alih mencoba mengalahkan pesaing atau menghalangi akses pasar, persaingan ekonomi Islam bertujuan melindungi kepentingan konsumen. Hal itu dapat dicapai melalui produksi barang dan penyediaan layanan yang mengintegrasikan keamanan dan keselamatan tingkat tinggi dengan biaya serendah mungkin. Perbedaan ketiga, variasi standar kualitas konvensional karena tidak adanya payung internasional terpadu.
Al Awar mengatakan, bisa berbagi bersama mitra strategis forum Dubai: Modal Inisiatif Ekonomi Islam yang menjadi platform industri halal global dan forum akreditasi halal internasional. Ia meyakini, ekonomi Islam berada di jalur tepat apabila pemangku kepentingan secara kolektif menerapkan standar kualitas terbaik di seluruh dunia.
Perbedaan keempat, kepatuhan industri halal global terhadap jaminan sosial internasional, standar keamanan pangan dan kesehatan. Pada 2017, Al Awar mengatakan, forumnya memohon pada sektor swasta untuk memprioritaskan investasi dalam produksi makanan yang aman, penyediaan perawatan medis, fasilitasi pendidikan modern, dan pembangunan infrastruktur mutakhir.
"Sektor-sektor itu membawa peluang luar biasa, karena kebutuhan barang dan jasa dasar tersebut selalu diminati," ujarnya.
Ketika mengembangkan industri halal, Al Awar menekankan, pentingnya standar dan pelembagaan global. Otoritas Emirat untuk Standardisasi dan Metrologi melaporkan, industri halal tumbuh delapan persen dari tahun ke tahun. Pun pasar halal global bernilai sekitar 2,3 triliun dolar AS, dengan makanan dan minuman mencapai 67 persen.
Pertumbuhan yang menakjubkan itu disebabkan oleh fakta, industri halal terus berkembang memasukkan jenis produk baru, seperti peralatan, bahan bangunan, barang elektronik, dan komoditas lain. Semua produk itu dapat memasuki sistem halal berdasarkan kriteria yang diterapkan dalam produksinya. Serta, sejauh mana kepatuhan produsen terhadap perlindungan sumber daya, pemanfaatan modal manusia secara adil, dan harga yang wajar.
Kemitraan yang berkembang antara Dubai: Modal Inisiatif Ekonomi Islam dan entitas di pasar, seperti Asia, Amerika Latin, dan Eropa, diatur untuk meningkatkan volume produksi halal.
Faktor penentu yang dapat mendorong pertumbuhan dan regulasi industri halal adalah keseluruhan pengembangan kelembagaan sektor tersebut. Al Awar meyakini, menciptakan jaringan global organisasi dan perusahaan yang beroperasi di wilayah ekonomi Islam, dapat mengakses standar kualitas terpadu dan pengetahuan pasar lebih mendalam.
Meningkatnya permintaan terhadap produk halal di semua segmen masyarakat, terlepas dari agama dan etnis, memungkinkan industri itu meraih pangsa signifikan dari bisnis global.