REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Hari ini (3/3) Ustaz Abdul Somad (UAS) mengisi Tabligh Akbar kajian Dhuha di Masjid Al-Azhar, Jaka Permai, Bekasi Barat. Dalam kajiannya kali ini UAS membahas tentang tiga hal yang diperlukan agar menjadi Hamba Allah yang sejati.
"Syarat untuk menjadi hamba Allah yang sejati itu ada tiga. Tidak usah banyak-banyak, tiga hal saja yang harus dimiliki agar mendapat predikat itu," ujar UAS dalam Tabligh Akbar Kajian Dhuha di Bekasi, Sabtu (3/3).
Hal pertama yang disebut UAS menjadi syarat adalah akidah yang baik dan benar. Orang yang memiliki akidah atau pengetahuan akan keyakinan kepada Allah baik disebut satu tahap lebih dekat menjadi hamba Allah yang sejati.
Manusia harus percaya bahwa segala hal yang ada di muka bumi ini adalah milik Allah. Semua kepercayaan yang dimiliki oleh manusia harus didasarkan pada Allah sehingga tidak ada rasa ketakutan-ketakutan yang tidak perlu yang akan menodai akidah manusia.
"Contoh, ada orang gila yang mau membunuh saya. Saya tidak takut, tidak juga khawatir. Untuk apa? Karena saya percaya nyawa saya milik Allah. Ini saya dijaga sama bapak TNI, Polisi dan FPI bukan karena orang gila, tapi takut sama ibu-ibu pecinta UAS garis keras," ujar UAS.
Penyakit takut disebut UAS memang menjadi hal yang paling membahayakan bagi akidah seseorang. Ketakutan yang ada membuat manusia menjadi tidak rasional dan menghalalkan segala cara untuk mengatasi rasa takut tersebut.
Akidah disebut UAS perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak penerus bangsa Indonesia. Banyak di luar sana lulusan terbaik Universitas ternama namun masih memiliki pemikiran yang tidak rasional.
Banyak yang masih percaya pada hal-hal klenik atau mistis yang tidak sejalan dengan ajaran Allah. Hal ini disebut UAS perlu dibenarkan. Akidah merupakan hal utama dan pondasi untuk menjadi hamba Allah yang sejati.
Syarat kedua selain akidah yaitu melalui ibadah. Ibadah manusia tidak mungkin diterima Allah jika akidah tidak kuat. "Sholat adalah tiang agama, salah satu jenis ibadah. Sholat tanpa akidah atau kepercayaan kepada Allah seutuhnya maka sama saja," lanjut UAS.
Disebut UAS, Nabi Muhammad SAW meskipun dalam keadaan sakit, tetap berusaha untuk sholat bahkan berjamaan di Masjid. Hal ini perlu dicontoh oleh jamaah dan hamba Allah. Dalam keadaan apapun sholat sebagai tiang dan pilar utama agama harus ditegakkan.
Terakhir atau syarat menjadi hamba Allah sejati yang ketiga adalah mengenai akhlak. Tidak ada gunanya akidah yang baik, ibadahnya rajin, tetapi tidak peduli terhadap tetangga, sanak keluarga.
"Mereka akan selalu dihinakan oleh Allah dimanapun berada, kecuali mau menjalin hubungan dengan Allah, bertegur sapa dengan sesama, bersilaturahmi, sopan santu," ujar UAS.
Sikap yang baik dan akhlak yang santun juga diperhitungkan oleh Allah jika ingin menjadi sebenar-benarnya hamba Allah. Pada zaman Nabi Muhammad, diceritakan UAS para sahabat Nabi saling mengingatkan satu sama lain dan bertanya jika salah satu diantara mereka tidak muncul untuk sholat berjamaah di Masjid.
Mereka akan mendatangi rumah orang tersebut dan bertanya mengapa sahabat tersebut tidak datang ke Masjid. Silaturahmi antar umat perlu dijaga dan diteruskan agar umat menjadi lebih peduli akan satu dan lainnya.
"Coba kita merenung dan mempertanyakan kepada diri sendiri. Sudahkan akidah kita baik, bagaimana dengan ibadah kita, bagaimana kita bersikap, bagaimana akhlak kita. Insya Allah jika kita terus introspeksi diri kita memperbaiki diri, lama-kelamaan bisa menjadi hamba Allah yang sejati," ucap UAS.
Tiga hal diatas menurut UAS adalah masalah utama yang perlu diperhatikan jika ingin menjadi hamba Allah. Sebagai seorang hamba maka selanjutnya tugas manusia hanya memasrahkan hidup ini kepada Allah.
"Jika dari ketiga hal ini kita belum terpenuhi semua, maka berusahalah. Jika sudah maka pertahankan dan kalau bisa tingkatkan," lanjutnya.