Jumat 23 Feb 2018 13:46 WIB

Belajar Rendah Hati kepada Nabi Sulaiman

Sebagai seorang raja, yang dicari Sulaiman adalah keredhaan Allah.

Kepala Pendais Kota Bogor, Ujang Supriyatna (kiri).
Foto: Dok SBBI
Kepala Pendais Kota Bogor, Ujang Supriyatna (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Nabi Sulaiman adalah salah satu manusia paling berkuasa dan paling kaya di dunia. Hal itu digambarkan oleh Allah di dalam Alquran, Surat A-Naml ayat 17 dan 18.

“Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan) (ayat 17). Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”

Meskipun sangat berkuasa, Nabi Sulaiman yang juga seorang raja, sama sekali tidak sombong. “Justru sebaliknya. Nabi Sulaiman sangat rendah hati. Dia sama sekali tidak sombong. Yang dicari adalah keredhaan Allah,” kata Kepala Pendidikan Agama Islam (Pendais) Kota Bogor Ujang Supriatna saat mengisi pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al Ikhlas Bosowa Bina Insani, Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/2).

Hal itu, sebagaimana diungkapkan oleh Allah dalam Surat An-Naml ayat 19,  “maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh."

“Nabi Sulaiman, walaupun kaya dan berkuasa luar biasa, yang dia cari adalah keredhaan Allah, kebahahagiaan akhirat kelak,” ujar Ujang Supriatna.

Ia lalu merinci doa Nabi Sulaiman tersebut. Pertama, selalu mensyukuri nikmat Allah.

Kedua, berbakti kepada ibu dan bapak. Ketiga, mengerjkan amal kebaikan yang diredhai Allah SWT. “Dan yang keempat, minta dimasukkan ke dalam golongan hamba-hamba Allah yang saleh,” tuturnya.

Sikap rendah hati dan sekaligus syukur Nabi Sulaiman ini patut menjadi teladan bagi kaum Muslimin. “Kita perlu mencontoh Nabi Sulaiman dalam hal kerendahan hati dan syukurnya kepada Allah,” papar Ujang Supriatna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement