Jumat 16 Feb 2018 16:59 WIB

Membangun Karakter Lewat Menulis Alquran

Menghatamkan Alquran akan lebih mulia apabila dilakukan dengan kegiatan menulis.

Rep: Novita Intan/ Red: Agus Yulianto
Santri menulis Mushaf Alquran (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Santri menulis Mushaf Alquran (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Tak diragukan lagi membaca Alquran memiliki keutamaan besar dan menambah pahala. Membaca Alquran menjadikan hati tenang dan hidup tenteram.

Bacaan Alquran mendatangkan keberkahan di dunia dan akhirat. Bahkan, kedekatan kepada Alquran menjadi bukti cinta seorang Muslim kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena Alquran adalah kalam-Nya.

Sebagian orang yang semangat membaca Alquran berkeinginan menghafalkannya, agar ada Alquran yang bersarang di dalam dadanya. Sering dalam perjalannya ia bimbang mencari keutamaan antara meyelesaikan (mengkhatamkan) bacaan Alquran dari mushaf atau menghafalkannya.

Jika memungkinkan untuk menghafal Alquran sambil juga menghatamkan bacaan dari mushaf, maka itu yang terbaik. Ini lebih utama.

Lalu pernahkah terbayang dalam hidup Anda untuk belajar menulis Alquran? Alquran adalah pedoman hidup, sehingga harus dimasukkan dalam unsur kehidupan dimana berinteraksi dengan Alquran sehingga akan menghiasi kehidupan.

Melalui Satumadrasah.com, menghatamkan Alquran akan lebih mulia apabila dilakukan dengan kegiatan menulis. Alquran Iqro Bil Qolam merupakan tata cara menulis Alquran yang telah didesain khusus dengan metode Follow The Line.

Direktur Utama Satumadrasah.com Isnawan Aslam mengatakan, metode terbaru ini dapat dikerjakan oleh setiap Muslim, baik anak-anak maupun dewasa, laki-laki maupun perempuan. Metode ini akan membentuk mentalitas positif yang berefek pada otak dalam membangun karakter yang telah ditanamkan Allah SWT secara intrinsik ke dalam diri manusia.

"Gerakan-gerakan dalam kegiatan menulis Alquran ini memberikan efek pada otak dengan terbentuknya pola yang menjadi sarana eksistensi bagi terbentuknya karakter diri," ujarnya kepada Republika.co.id, di Jakarta, Jumat (16/2).

Menulis Alquran dengan metode Follow The Line ini cocok dilakukan untuk segala usia dan kalangan. Di mana, metode ini dilengkapi denga pola yang terbentuk sehingga mudah dikerjakan.

Metode ini secara umum membawa garis Allah. Metode ini sederhana menebalkan mushaf yang telah tercetak samar-samar tapi dibalik proses penebalan akan membentuk 20 karakter positif seperti tekun, displin, sabar, suci, taat proses, dan lain-lain.

Dikatakannya, kegunaan atau fungsi utama dari disusunnya Alquran dengan metode Follow The Line ini adalah untuk membangun karakter mulia keluarga Islam, terutama, anak-anak. Ini karena metode tersebut hanya mengikuti garis yang sudah benar dan ada, artinya jika anak-anak rutin menulis. Maka, akan terbangun jiwa yang taat dengan kebenaran, dan patuh dengan azas dan pada proses.

Selain itu, fungsi yang lain adalah melatih kesabaran, ketelitian, ketekunan dan lain-lain. Sosialisasi juga telah dilakukan mulai sekolah pendidikan dasar, menegah atas, pejabat hingga warga binaan di lapas.

"Metode akan menjadi metode pembelajaran untuk SD, SMP, dan SMA. Targetnya adalah saat SMP tiga tahun khatam menulis Alquran begitu juga dengan SMA karena kami bagi menjadi tiga bagian yakni juz 1-10, juz 11-20 dan juz 21-30 diharapkan setahun selesai setiap bagian, semua ini terdiri dari 24 halaman," ujarnya.

Di Banten, metode ini telah diterapkan sebagai ekstrakulikuler wajib oleh Kementerian Agama untuk madrasah. Sementara di Kanwil Kemenag Jakarta juga dihimbau ekstrakurikuler wajib. "Di negeri belum, namun sosialisasi sudah dilakukan mulai dari Banda Aceh, Lampung, Bandung dan lainnya," ungkapnya.

Terakhir, sosialisasi dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jakarta Timur. Metode ini secara umum memberikan informasi yang dimasukan ke dalam pikiran secara repetitif, akan membentuk pola dimana pola itulah yang nantinya akan menjadi dasar pijak untuk berpikir.

"Ada beberapa testimoni setelah melakukan metode ini, mulai dari anak hiperaktif mulai sadar. Pola ketika menulis secara istiqomah membuat belajar," ucapnya.

Sosialasi di lapas yang di rutan sudah dua kali, pertama di Jember. "Uniknya metode ini juga pernah diadakan saat acara pernikahan juga," ungkapnya. Buku dalam metode ini sudah dipasarkan di toko buku, harga Rp 240ribu.

Sosialisasi menulis Alquran

Membaca belum tentu menulis. Tetapi menulis pasti membaca dan pasti akan mempercepat kemampuan membaca. Langkah itulah yang dilakukan Lapas Perempuan Kelas II A Rutan Bambu.

Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Jakarta, Ika Yusanti mengatakan, metode Follow The Line merupakan salah satu program binaan kepribadian. Di mana, metode binaan ditetapkan oleh PP No 32 1999.

Di pembinaan kepribadian ada ketakwaan kepada Tuhan YME sesuai agama masing-masing. Metode inilah menjadi salah satu bentuk implementasinya. "Metode ini tujuan akhirnya mencintai Alquran, meningkatlah ketakwaann Tuhan YME," ungkapnya.

Mereka satu orang satu souvenir berisi satu juz, lalu dibiasakan menulis. "Kita ajak mereka untuk setiap hari menyelesaikan satu lembar Alquran hingga khatam, lalu menambah juz lainnya sehingga saatnya nanti sudah mencintai menulis Alquran," jelasnya.

Menurutnya, saat ini sekitar 400 warga binaan, di mana 80 persen beragama Islam. Metode pembelajaran juga beragam, mulai membaca iqra, hafalan surat pendek, asmaul husna hingga khatam Quran.

"Kalau membaca mungkin sudah banyak yang bisa, sementara menulis jarang sekali memulai. Jadi kami memulai, mengunggah kecintaan kita kepada Alquran dengan menulis Alquran," ungkapnya.

"Kebetulan kami memiliki Yayasan Satu Madrasah komunitas, harapannya begitu mereka menulis kalau bisa khatam artinya dia memiliki Alquran yang mereka tulis sendiri sehingga bisa melatih fokus dan konsentrasi, mengambil hikmah dengan ikuti ketentuan Allah," ujarnya.

Metode pembelajaran ini disambut positif oleh warga binaan di sini. Semisal, Angelina Sondakh mengaku senang bisa menulis Alquran. Apalagi kegiatan agama di lapas ini ada pembinaan yang dibentuk kelompok.

"Antusias mereka memang baru pertama belum sepenuhnya dipahami, tapi tujuan bukan hanya menulis setelah mereka merasakan nikmatnya menulis," ungkapnya. Apalagi kegiatan seperti ini, menurutnya, bisa meminimalisasi stres yang diderita oleh warga binaan disini.

"Menghilangkan stres karena di lapas ini banyak hukuman tinggi, mereka bingung berbagi stresnya seperti apa. Kadang iman up and down, jadi ini aktivitas bisa mengalihkan pikiran kita yang ingin pulang, kangen anak, jadi kompensasi menyenangkan diri," ungkapnya.

"Mereka (teman-teman) sangat antusias, daripada bingung mau nangis juga tidak bisa, kalau ada metode ini ada aktivitas lain. Metode ini ketika nulis Allah masuk melalui tulisan ini. Allah dimana saja kita berada," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement