Senin 05 Feb 2018 19:00 WIB

Asosiasi Nigeria Sosialisasikan Pemahaman tentang Hijab

Hari Hijab Sedunia bertujuan untuk menciptakan kesadaran.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Muslim Nigeria
Foto: AP
Muslim Nigeria

REPUBLIKA.CO.ID,  LAGOS -- Asosiasi Ansarul-Deen Nigeria (ADYAN) bagian Lagos menyerukan adanya pemahaman publik tentang penggunaan jilbab oleh wanita Muslim. Hajia Islamiyat Adebowale, Wakil Amirat dari asosiasi Sisters Forum, membuat seruan pada sebuah program di Lagos untuk menandai Hari Hijab Dunia 2018.

Program tersebut diselenggarakan oleh ADYAN bekerja sama dengan Pusat Perkembangan untuk Pengembangan Advokasi dan Pemberdayaan Komunitas Muslim (ACADEMY). Hari Hijab Sedunia bertujuan untuk menciptakan kesadaran dan menghadirkan persepsi yang benar tentang penggunaan jilbab oleh Muslimah.

Adebowale mengatakan, bahwa wanita Muslim tidak boleh dilecehkan karena mengenakan jilbab di sekolah, kantor dan tempat lain. Ia mengatakan, bahwa pelecehan tersebut melanggar hak-hak mereka.

Dia juga mengatakan, bahwa mengenakan jilbab oleh wanita Muslim adalah hak konstitusional dan kewajiban agama yang harus dihormati. Menurutnya, isu pelecehan wanita memakai jilbab sudah biasa terjadi. Mereka mengalaminya terutama saat berurusan dengan beberapa anggota masyarakat yang tidak percaya pada jilbab. Dalam sebagian besar kasus ini, wanita Muslim terpaksa melepaskan seluruh penutup kepala saat mengambil foto untuk pengambilan biometrik, atau diantagoniskan karena mengenakan jilbab.

"Pelecehan atau diskriminasi ini terjadi di bank ketika wanita kami pergi untuk mengambil biometrik, kantor imigrasi, kamp NYSC dan bahkan sekolah. Jika wanita yang mengenakan gaun minim bisa bertahan bebas di masyarakat, mengapa orang yang memakai jilbab tidak melakukan hal yang sama? Itu adalah hak kita, itu adalah bagian dari agama kita," kata Adebowale, dilansir dari Vanguard, Senin (5/2).

Adebowale mengatakan, jilbab tidak mewakili terorisme, kekasaran atau hal negatif lainnya. Dikatakannya, Jilbab tidak berarti hal buruk. Karena itu, ia menekankan agar persepsi yang salah tentang jilbab harus diubah. Dia memuji Majelis Nasional yang menjadwalkan audiensi publik mengenai diskriminasi terhadap orang-orang yang mengenakan jilbab pada Senin (5/2) waktu setempat.

"Saudara perempuan yang berjilbab bukanlah teroris, mereka adalah orang normal. Kami memilikinya sebagai dokter, perawat, bankir dan politisi," tambahnya.

Sebelumnya, Amirat pada Women Wing ACADEMY, Umm Showole, mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk membedakan wanita yang mengenakan jilbab. Karena itu, ia menegaskan bahwa pihaknya mendesak untuk menghentikan pelecehan terhadap wanita yang berjilbab di sekolah, rumah dan pasar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement