Kamis 01 Feb 2018 09:46 WIB

Ini Mengapa Perusahaan Obat Banyak Pakai Gelatin dari Babi

Rep: Novita Intan/ Red: Teguh Firmansyah
Makanan non-halal mengandung babi
Foto:
Enzyplex tablet which contained pig DNA has a distribution permit number NIE DBL7214704016A1, with 16185101 as batch number. (Illustration)

Limbah dari pemrosesan ikan filet dapat menghasilkan 75 persen dari total hasil penangkapan ikan. Sekitar 30 persen limbah tersebut mengandung kulit dan tulang dengan kandungan kolagen yang tinggi yang dapat digunakan untuk memproduksi gelatin ikan.

Ekstraksi gelatin dari kulit ikan dapat menjadi sumber alternatif yang halal dan dapat dipasarkan sebagai pengganti gelatin mamalia. Hasil ekstraksi gelatin dari ikan tidak hanya dipengaruhi oleh spesies ikan, juga dipengaruhi oleh pH, temperatur, dan perlakuan awal serta prosedur ekstraksi.

Sumber lainnya yang menarik adalah dari insekta, yang dapat menjadi sumber alternatif yang dapat diterima untuk produk halal. Di Sudan, banyak serangga yang dapat dimakan dan belalang padang pasir (locust desert) adalah yang paling terkenal dibanding sorghum dan melon bugs.  Aspongopus viduatus (melon bug) dan Agonocelis pubescens (sorghum bug) dikenal di Sudan sebagai Um-bugga dan Dura andat.

Di daerah tertentu di Sudan, serangga yang dikumpulkan di ekstraksi dan minyak yang diperoleh digunakan untuk memasak dan keperluan medis. Ternyata, diperoleh hasil bahwa kedua serangga ini mengandung 16 jenis residu asam amino yang sama seperti yang terkandung pada gelatin mamalia.

Karakteristik Fisikokimia Gelatin

Gelatin hampir tidak berasa dan tidak berbau. Gelatin berupa padatan rapuh, bening, dan berwarna agak kuning. Kelembaban gelatin 8-13 persen dan densitas relatif 1,3-1,4 g/cm3.

Ketika granul gelatin direndam dalam air dingin, maka gelatin akan terhidrasi dan mengembang, kemudian apabila dihangatkan akan larut membentuk larutan.

Sifat larutan gelatin dipengaruhi oleh suhu, pH, kadar abu, metode pembuatan, pengaturan panas, dan konsentrasi.

Menurut Gelatin Manufacturers Institute of America, 2012, gelatin larut dalam air dan alkohol polihidrat seperti gliserol dan propilen glikol; pelarut organik sangat polar yang melarutkan gelatin dengan baik adalah asam asetat, trifloroetanol, dan formamida.

Di dalam pelarut organik nonpolar seperti benzena, aseton, alkohol primer dan dimetilformamida, gelatin tidak larut. Gelatin jika disimpan akan memerlukan kondisi wadah yang kedap udara dan pada suhu kamar.

Jika dipanaskan di atas 45C di udara yang kelembaban relatif nya tinggi (RH di atas 60 persen), maka secara bertahap gelatin akan kehilangan kemampuan mengembang dan larut.

Dua sifat yang paling berguna dari gelatin adalah kekuatan gel dan viskositasnya, namun secara bertahap akan melemah pada pemanasan larutan yang berkepanjangan pada suhu di atas 40 C. Degradasi gelatin dapat terjadi akibat pH ekstrim dan adanya enzim proteolitik yang mungkin timbul dari adanya mikroorganisme.

Gelatin diklasifikasikan sebagai protein turunan, dan memberikan hasil positif pada reaksi protein, dan dapat dihidrolisis oleh sebagian besar enzim proteolitik menjadi peptida atau asam amino. Berbagai asam amino diperoleh dari beberapa gelatin yang mengalami hidrolisis sempurna. (Novita Intan)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement