Kamis 01 Feb 2018 07:06 WIB

Forum Zakat Resmikan Kampung Zakat di Lombok Barat

Peresmian kampung zakat merupakan bentuk nyata dalam sumbangsih forum zakat.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Budi Raharjo
Pra-Munas Forum Zakat di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB.
Foto: Muhammad Nursyamsi
Pra-Munas Forum Zakat di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID,LOMBOK BARAT -- Forum Zakat meresmikan kampung zakat di Dusun Longserang Timur, Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB pada Rabu (31/1). Peresmian kampung zakat juga menjadi bagian dari rangkaian musyawarah nasional (munas) Forum Zakat VIII yang akan dimulai pada Kamis (1/2) hingga Sabtu (3/2).

Ketua Panitia Munas Forum Zakat Nana Sudiana mengatakan, munas Forum Zakat bagi gerakan zakat dan anggotanya bukan sekadar ajang berkumpul dan bertemunya para aktivis gerakan zakat. "Munas bagi gerakan zakat adalah momentum untuk melakukan lompatan perbaikan diri dan organisasi. Termasuk memperbaiki tata kelola dan juga memperbaiki amal nyata dari gerakan zakat," ujar Nana di Lombok Barat, NTB, Rabu (31/1).

Peresmian kampung zakat merupakan bentuk nyata dalam sumbangsih forum zakat yang ingin memberikan amal nyata dan produktif yang langsung bisa dirasakan warga masyarakat. "Dengan soft launching kampung zakat ini kami ingin menandai sebuah sinergi bersama dalam membantu dan memberdayakan masyarakat miskin dan dhuafa," lanjut Nana.

Nana menyampaikan, Kampung Longserang butuh sentuhan dari gerakan zakat sehingga peserta munas terpanggil untuk bersama-sama membantu dan memberdayakan kampung ini. Selama ini, lanjut Nana, salah satu LAZ yang juga anggota FOZ yakni LAZ DASI NTB telah bekerja dan membantu masyarakat di sini yang rata-rata miskin.

Bantuan yang diberikan antara lain bantuan Tandon dan program bedah rumah. Selain itu, masyarakat di sini juga dibantu sisi ekonominya dengan menyiapkan sejumlah kelompok ekonomi seperti kelompok anyaman ketak, dan kelompok cemilan.

Di luar itu, kata Nana, masih ada program bantuan lainnya berupa program dakwah (pembinaan yasinan keliling), progran kesehatan berupa perawatan lansia gratis. Bantuan lainnya ialah berugak (gazebo) alias saung beratap ilalang yang mendapat apresiasi positif dari kepala dusun hingga kepala desa.

"Dulunya daerah ini sering dilanda kekeringan sehingga sulit mendapatkan air bersih untuk kebutuhan air minum sehari hari dan juga masih terbatas soal MCK," ucap Nana.

Nana menambahkan, warga di sini sebagian besar adalah buruh tani, serabutan, TKI di Malaysia dan buruh bangunan dengan pendapatan per hari Rp 50 ribu hingga Rp 80 ribu. Terkadang sebagian warga kampung ini yang laki-laki sering memanjat pohon kelapa.

"Memanjat kelapa tidak mudah dan berisiko, namun upahnya amat kecil yakni hanya diupah dengan upah dua buah kelapa per pohon," kata Nana menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement