REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wabah campak dan gizi buruk dikabarkan sedang melanda Kabupaten Asmat, Provinsi Papua. Dilaporkan ada puluhan masyarakat yang meninggal dunia akibat wabah campak dan gizi buruk. Dompet Dhuafa saat ini sedang memastikan kebutuhan lapangan untuk membantu korban wabah campak dan gizi buruk.
"Hari ini ada koordinasi di Dompet Dhuafa untuk melakukan respons darurat kasus ini," kata Direktur Mobilisasi Zakat Infak Sedekah (ZIS) Dompet Dhuafa, Bambang Suherman kepada Republika.co.id, Selasa (16/1).
Bambang mengatakan, sebenarnya ini bukan kasus baru karena beberapa tahun yang lalu pernah ada kasus gizi buruk di Papua. Maka begitu kejadian gizi buruk di Kabupaten Asmat muncul, hari ini Dompet Dhuafa melakukan koordinasi untuk memastikan kebutuhan lapangan.
"Memastikan kebutuhan lapangan yang paling mendesak apa? Sehingga nanti kita bisa suplai, sebab akses ke wilayah kejadian cukup jauh dan mahal karena akses terbatas," ujarnya.
Ia menginformasikan, biaya transportasi dari Jakarta ke lokasi kejadian di Kabupaten Asmat diperkirakan memerlukan biaya sekitar Rp 10 juta per orang. Untuk sampai ke lokasi kejadian harus menyewa pesawat terbang. Kalau satu pesawat delapan orang maka memerlukan dana sebesar Rp 80 juta.
"Tapi itu sedang kita hitung agar kita bisa memberikan respons terbaik," ungkapnya.
Bambang juga menyampaikan, telah memberikan masukan agar Dompet Dhuafa berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Dalam hal ini berkoordinasi dengan gubernur, bupati dan dinas-dinas kesehatan. Dompet Dhuafa siap menyediakan tim untuk terlibat dalam tim yang nanti dibentuk oleh pemerintah untuk berangkat ke sana.
"Kalau pemerintah membutuhkan dokter, tenaga kesehatan dan obat-obatan, Dompet Dhuafa siap terlibat di dalamnya," tegasnya.
Advertisement